Mengapa Ada Kecurigaan Dan Ketakutan Akan Bangkitnya PKI?


JAKARTA- Kasus di kampus ISBI Bandung menambah daftar pemberangusan oleh organisasi massa dan aparat, padahal sempat muncul harapan baru lewat Simpoisum Tragedi 1965 yang lalu.

Sekelompok massa beratribut Front Pembela Islam mendatangi kampus Istitut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Selasa (10/05) pagi, menuntut pembubaran 'Sekolah Marx,' sebuah program pendalaman seni melalui filsafat Karl Marx, yang diselenggarakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Daunjati.

Pembubaran acara-acara publik oleh massa yang didukung aparat makin sering terjadi, bahkan setelah diselenggarakannya SimposiumTragedi 1965 oleh pemerintah, yang dipandang sebagai titik baru penyelesaian masalah berat ini.
Para peserta 'Sekolah Marx' LPM Daunjati menyatakan tidak takut dituduh komunis.
Gubernur Lemhanas Letjen Agus Widjoyo, yang juga ketua Pengarah Simposium, mengatakan, persoalannya masih cukup pelik.

Ia mengatakan, jika rekonsiliasi sudah terjadi, maka mereka bisa lebih mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan terhadap pihak yang main hakim sendiri dengan melakukan pembubaran-pembubaran itu.

"Namun perlu trust building, membangun saling kepercayaan," kata Agus.

"Berikan pemerintah kepercayaan untuk bisa memberikan keyakinan kepada aparat, sehingga aparat tidak melakukan lagi penggrebekan."

"Tapi kalau misalnya masih kelihatan atribut-atribut dari nostalgia, kebersamaan dalam organisasi PKI, ini
menumbuhkan kecurigaan. Penggambaran lambang-lambang komunisme, Partai Komunis, ini menimbulkan ketidakpercayaan," lanjut Agus.

Ia menyebutkan pula tentang kabar akan beberapa upaya eks PKI untuk melakukan acara besar, yang disebutnya meresahkan orang.

Tetapi seberapa terpercaya desas-desus, bahwa ada orang-orang yang sudah sepuh-sepuh itu menyiapkan kebangkitan PKI?

"Ini persepsional," tukas Agus Wijoyo.

"Dari manapun datangnya persepsi itu, kalau persepsi, itu membekas. Dan itu mengganggu penyiapan kondisi untuk rekonsiliasi," kata Agus.

Agus Widjojo mengakui, di mana-mana rezim komunisme bangkrut, dan partai-partai komunis tak bisa tumbuh besar.

Tetapi, katanya, para eks anggota Gerwani dan lain-lain, masih sering berkumpul. Sesuatu, yang katanya, menimbulkan kecurigaan kalangan lain.

Itu yang menurutnya membuat beberapa kalangan tetap dengan persepsi dan kecurigaan, yang berbuntut pembubaran berbagai acara.

Beberapa kabar, seperti bahwa akan ada orang-orang yang menyelenggarakan ulang tahun ke-96 secara besar-besaran pada 9 Mei lalu di Gelora Bung Karno, terbukti hanya desas-desus.

Gambar palu arit

Adapun beredarnya lambang-lambang yang diduga lambang PKI, ditindak lanjuti aparat polisi antara lain dengan menggerebek sebuah jaringan toko kaus dan cendera mata musik metal, More Shop, di Jakarta.

Polisi kemudian memberi keterangan, bahwa kaus-kaus itu tak ada hubungannya dengan PKI.

"Kaus bergambar palu dan arit yang dijual toko More Shop tidak ada hubungannya dengan Partai Komunis Indonesia. Gambar tersebut merupakan poster Kreator, grup musik asal Jerman, yang dibikin saat tur pada 1990," papar Kepala Polsek Kebayoran Baru Ajun Komisaris Besar Ary Purwanto, sepertio dikutip laman Facebook Polda Metro Jaya, Selasa (10/05).

Pemilik jaringan toko yang sempat ditangkap dan diinterogasi, sudah dilepaskan. Dan toko mereka sudah dibuka lagi.

Tatkala BBC berkunjung ke dua toko More SHop di Blok M Mall dan Blok M Square pada Selasa siang suasana tampak normal. Beberapa pengunjung datang melihat-lihat. Seorang pengunjung datang berbelanja.


Sigit, yang menjaga toko di Blok M Mall mengungkapkan, bahwa mereka sempat resah dan bingung.
"Tidak mengerti. Karena kan itu kaus dari album tahun 1990. Terus, sudah ada juga di toko ini sejak lebih dari setahun. Tapi tiba-tiba ada kejadian ini," kata Sigit.

Adapun pengelola toko More Shop di Blok M Square, Mahdi Ismed, yang sempat ditangkap dan diinterogasi, mengaku akan lebih berhati-hati.

"Saya tidak sadar, lambang palu arit di gambar itu. Karena, itu kan bagian dari keseluruhan gambar grup Kreator. Banyak juga grup lain yang gambarnya dibuat kaus. Jadi tidak sadar ada palu arit yang lambang komunis," kata Mahdi.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Pandjaitan dikutip media menganggap penangkapan sejumlah orang yang menjual dan menggunakan kaus berlogo palu arit agak berlebihan. Disebutkannya, kalau ada satu atau dua kasus, bisa jadi cuma ulah anak muda yang tak punya pretensi politik.

Betapa pun, Presiden Joko Widodo mengatakan, kalau benar ada upaya menghidupkan lagi PKI, pemerintah akan mengambil tindakan hukum.

Sumber: http://www.bbc.com


Berlangganan Berita Terbaru:

0 Response to "Mengapa Ada Kecurigaan Dan Ketakutan Akan Bangkitnya PKI?"

Post a Comment

Sumber Lain