Jasad Santoso Sudah Berakhir, Namun Idiologinya Masih Terus Mengancam!


Gembong teroris Santoso yang sudah bertahun-tahun menjadi buronan akhirnya berakhir tewas oleh Tim Satgas Operasi Tinombala. Gabungan antara TNI dan Polri yang tergabung dalam Tim Satgas Operasi Tinombala berhasil melumpuhkan Santoso pada hari Senin 18 Juli 2016.

Santoso tewas setelah terjadi baku tembak di lokasi persembunyian Santoso di daerah Pegunungan Biru Tambarana, Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah.

Selain Santoso, ada satu pengawal Santoso yang ikut tewas dalam operasi Tinombala tersebut.  Sedangkan ada 3 orang lainya yang saat itu bersama Santoso berhasil melarikan diri.

Dengan adanya kabar ini tentunya kita patut memberikan apresiasi atas keberhasilan TNI dan Polri yang sudah bekerja keras untuk menangkap gembong teroris tersebut.

Pasca tewasnya Santoso, mungkin kita bisa sedikit menarik nafas lega karena salah satu gembong teroris telah tewas. Namun demikian, dengan kematian Santoso tersebut tentunya bukan jaminan bahwa pelaku teror akan berhenti.

Bahkan menurut pendapat saya, dengan tewasnya Santoso, maka semangat dari orang-orang jaringan Santoso untuk membuat teror dan merencanakan aksi teror bisa saja akan terjadi.

Karena menurut saya, kelompok-kelompok seperti Santoso bukanlah kelompok yang mudah takut begitu melihat rekan mereka tewas.  Tentunya semasa hidup, Santoso sudah mendoktrin para pengikut dan para jaringanya dengan idiologi yang justru akan semakin bersemangat berjuang untuk terus melanjutkan perjuangan Santoso.

Bahkan mungkin saja, saat orang berfikir bahwa Santoso sudah tewas dan masuk neraka, maka para pengikut dan para fanatikan Santoso yang melihat Santoso tewas, mereka akan berfikir bahwa Santoso sangat beruntung karena bisa mati syahid dan dijamin masuk syurga.

Di beberapa emdia sosial bahkan sudah menyebar juga beberapa kelompok menganggap jika mayat Santoso terlihat seperti tersenyum.

Dengan berbagai fakta tersebut tentunya masyarakat Indonesia memang tidak perlu terlalu berbahagia dengan tewasnya Santoso. Hal tersebut dikarenakan walaupun mungkin secara jasad, Santoso sudah tak bisa berbuat apa-apa.

Namun ketahuilah bahwa idiologi Santoso masih tetap ada dan mungkin saja sewaktu-waktu idiologi Santoso ada di sekitar kita.

Maka dari itu, masyarakat harus tetap waspada dengan adanya idiologi-idiologi Santoso yang bisa saja kita temukan dalam lingkungan sekitar kita, bahkan mungkin dalam keluarga kita sendiri.

Mari kita bekali keluarga kita dengan idiologi agama yang benar, yakinlah bahwa agama Islam adalah rohmatallil’alamin. Islam adalah agama yang mengajarkan kepada cinta dan kasih sayang.

 Islam mengajarkan umatnya untuk Cinta kepada Allah, Cinta kepada sesama manusia, bahkan Islam juga mengajarkan Cinta kepada seluruh makhluk dan alam seisinya dengan beribadah sesuai perintahNYA.

Sumber : http://aribicara.blogdetik.com

Berlangganan Berita Terbaru:

0 Response to "Jasad Santoso Sudah Berakhir, Namun Idiologinya Masih Terus Mengancam!"

Post a Comment

Sumber Lain