Jakarta - Keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam Pilgub DKI 2017 paling dinanti. Sebab, sikap PDIP bakal sangat mengubah peta kekuatan politik dalam perhelatan pemilihan gubernur dan wakil gubernur ibu kota.
PDIP memiliki suara terbanyak, bisa mengusung calon tanpa harus koalisi. Hingga saat ini, belum ada kejelasan, siapa yang akan dipilih PDIP. Meskipun, sejak jauh hari sudah melakukan penjaringan dan pemilihan bakal cagub dan cawagub DKI.
Incumbent Basuki T Purnama (Ahok) menjadi calon paling kuat saat ini di Pilgub DKI Jakarta 2017 sesuai dengan hasil survei seluruh lembaga survei. Ada juga nama Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno hingga Tri Rismaharini sebagai penantang Ahok.
Golkar, NasDem dan Hanura telah memutuskan untuk mendukung Ahok, walaupun mantan bupati Belitung Timur itu ingin maju independen bersama relawan Teman Ahok. Golkar tengah berusaha merayu Ahok untuk pilih jalur parpol ketimbang independen.
Gerindra tegas menolak Ahok. Partai besutan Prabowo Subianto ini lebih memilih Sandiaga Uno, Yusril Ihza Mahendra atau Sjafrie Sjamsoeddin untuk diusung. Gerindra juga tengah melakukan penjajakan intensif dengan PDIP untuk memunculkan lawan untuk Ahok.
Namun nampaknya, bukan tidak mungkin jika pada akhirnya nanti PDIP justru kembali memilih Ahok sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Terlebih, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang punya kendali memutuskan. Mega juga dikenal punya hubungan baik dengan Ahok.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto juga masih membuka peluang jika partainya akan mengusung Ahok nanti. PDIP berencana mengerucutkan calon gubernur pada Kamis (21/7) nanti. Dalam hal ini, nama Ahok masuk jadi salah satu kandidat meski tak ikut mendaftar ke PDIP. Sebab, bagaimanapun juga, Ahok menjadi Gubenur karena dukungan penuh PDI Perjuangan.
"PDI Perjuangan tetap bertanggungjawab terhadap pencapaian kinerja terbaik bagi Pak Ahok dan Pak Djarot," kata Hasto di Jakarta, Minggu (17/7).
Menurut Hasto, bisa saja partai mengusung nama yang tidak mendaftarkan diri. Hal ini dipilih berdasarkan dorongan kader dan masyarakat terhadap calon tersebut.
"Dalam rapat Kamis yang akan datang kami akan mengerucutkan mereka-mereka yang sudah mendaftar ke PDI Perjuangan, maupun mereka-mereka yang dipetakan PDI Perjuangan berdasarkan aspirasi dari masyarakat yang dinilai mampu bawa perubahan di DKI Jakarta," ujar Hasto.
Menurut dia, partainya akan melakukan dua langkah dalam menjaring bakal calon Gubernur DKI Jakarta. Pertama dengan cara mendaftar, dan kedua dengan pemetaan berdasarkan aspirasi masyarakat seperti munculnya nama mantan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin dan Kepala BNN Komjen Budi Waseso.
"Nama Pak Budi Waseso itu dari informasi yang kami terima. Partai sendiri belum menentukan langkah-langkah ke sana. Karena ini baru suara-suara yang masuk dari media dan suara yang disuarakan oleh masyarakat," jelas dia.
Sumber : http://www.merdeka.com/
0 Response to "Beratnya PDIP Lupakan Ahok di Pilgub DKI"
Post a Comment