Jakarta - Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) marah besar relawannya, Teman Ahok
dituding mendapat kucuran duit dari pengembang yang menggarap proyek
reklamasi Teluk Utara Jakarta. Ahok meradang meradang atas pernyataan
anggota DPR Fraksi PDIP Junimart Girsang yang menyebut adanya kucuran
dana Rp 30 miliar mengalir ke Teman Ahok.
"Kalau ada tuduhan begitu dia periksa saja yang dituduh. Buktinya mana. Saya profesional saja," kata Ahok sapaan akrab Basuki di Balai kota, Jakarta, kemarin.
Sejauh ini, Ahok mengaku tidak mengetahui operasional atau pun aliran dana dari pendukungnya itu.
"Saya dari DPRD, DPR RI, kita bisa gugat dia enggak? Enggak bisa. saya enggak pernah tahu operasionalnya. Dulu saya malah lebih akrab sama DAG (Dukung Ahok Gubernur)," ucapnya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini menduga ada unsur politis di balik tudingan Junimart. Sebagai anggota DPR, politisi PDIP itu memiliki hak imunitas sehingga bisa berbicara seenaknya tanpa bisa digugat.
"Saya bilang pertama gini saya kan pernah anggota DPR. Enak banget coba dia mau ngomong apa saja dia punya hak imunitas enggak bisa dituntut enggak bisa digugat. Ini bisa main politik nih," jelas Ahok.
Tak hanya itu, Ahok juga marah dan melarang salah satu wartawan media online yang hendak mengkonfirmasi soal aliran duit Rp 30 miliar tersebut ke Teman Ahok. Ahok menegaskan dirinya bersih dari semua tuduhan tersebut.
Menurut Ahok, tudingan Junimart berbau politis karena hanya ingin membangun stigma buruk warga terhadapnya. Dengan nada tinggi, Ahok malah menuding wartawan tersebut berniat mengadu domba. Bahkan, Ahok menilai pertanyaan wartawan tersebut menganggapnya pemimpin yang tidak jujur.
"Bukan begitu, banyak (pejabat hebat). Saya cuma katakan, maksud saya enggak usah ngadu domba, saya cuma minta bandingkan, untuk punya pikiran. Anda kan menuduh saya tidak jujur," kata Ahok dengan kesal.
Tak hanya Ahok, salah satu pendiri teman Ahok, Singgih Widyastomo berani membuka semua sumber dan jumlah aliran dana yang diterima selama ini. Singgih heran ada fitnah semacam ini, apalagi saat detik terakhir pengumpulan sejuta KTP hampir rampung.
Kesal difitnah, Singgih menyatakan Teman Ahok juga siap diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) soal isu aliran dana yang dilontarkan politisi PDIP.
"Ada datanya dong pasti. Makanya kita bingung juga kok tiba-tiba ada fitnah ke kita. Tapi kita clear kok siap diselidiki. Pasti siap buka data keuangan teman Ahok," kata Singgih saat dihubungi, Kamis (16/6).
Selama ini, dana yang masuk atau dana yang terkumpul dari hasil penjualan merchandise Teman Ahok selalu dicatat dengan baik. Singgih mengklaim jalan yang ditempuh Teman Ahok untuk mengantarkan calon petahana Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama maju independen, sudah benar dan taat aturan.
"Kami kaget sih dengan berita tersebut, tapi kami siap jika harus diselidiki KPK, kita oke dan enggak ada masalah. Kita yakin masih sekali di jalan yang benar, karena emang anggaran itu semua dari penjualan merchandise," tegasnya.
Sedangkan Pendiri Cyrus Network yang juga salah satu donatur Teman Ahok Hasan Nasbi ikut angkat bicara terkait pernyataan anggota Komisi III DPR Junimart Girsang soal aliran dana reklamasi sebesar Rp 30 miliar ke rekening Teman Ahok. Dia melihat pernyataan itu sebagai bentuk kekesalan dan serangan partai politik ke Ahok dan pendukungnya.
Dia menuturkan, relawan teman Ahok sudah hampir mencapai target satu juta KTP untuk memberikan tiket kepada bakal calon incumbent maju secara independen. Kondisi ini diyakini membuat parpol gusar.
"Sekarang KTP sudah mau 1 juta. Janji Ahok kan kalau 1 juta dia mau ikut teman Ahok. Nah ada yang kalap kayaknya. Ngamuk di injury time," kata Hasan saat dihubungi, Kamis (16/6).
Tudingan Junimart dianggap pepesan kosong. Dia menantang balik politisi PDIP itu membuktikan ucapannya soal aliran dana pengembang untuk operasional teman Ahok.
"Kalau dia tuduh begitu ya suruh buktikan saja. Saya bisa bilang omongan dia enggak benar sama sekali," tantangnya.
Sebelumnya, anggota Komisi III DPR Junimart Girsang mengungkapkan, dia mendapatkan kabar ada dana dari pengembang yang dialirkan ke Teman Ahok. Dia berharap LSM yang dekat dengan Teman Ahok, Cyrus Network dan Sunny Tanuwidjaya diperiksa khusus terkait hal itu.
"Ada info Rp 30 miliar dari pengembang untuk Teman Ahok, saya tidak tahu apakah KPK sudah periksa cyrus dan Sunny," kata Junimart dalam Rapat Dengar Pendapat komisi III DPR dengan KPK.
Politikus PDIP ini juga mempertanyakan proses pemeriksaan kasus Raperda Zonasi Wilayah Pesisir yang ditangani KPK. Dia meyakini pelakunya bukan hanya M Sanusi, serta berharap pengungkapan peranan PT Agung Podomoro Land (APL) segera menemukan hasil.
"Selain Sanusi itu dari pihak APL. Apakah tidak mungkin. Berpotensi yang lain jadi tersangka misalnya. Memang KPK telah melimpahkan berkas dari presdir PT APL ke pihak kejaksaan. Setelah ini apa yang akan dilakukan KPK dalam menuntaskan kasus reklamasi pantai utara Jakarta ini," ungkapnya.
"Kalau ada tuduhan begitu dia periksa saja yang dituduh. Buktinya mana. Saya profesional saja," kata Ahok sapaan akrab Basuki di Balai kota, Jakarta, kemarin.
Sejauh ini, Ahok mengaku tidak mengetahui operasional atau pun aliran dana dari pendukungnya itu.
"Saya dari DPRD, DPR RI, kita bisa gugat dia enggak? Enggak bisa. saya enggak pernah tahu operasionalnya. Dulu saya malah lebih akrab sama DAG (Dukung Ahok Gubernur)," ucapnya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini menduga ada unsur politis di balik tudingan Junimart. Sebagai anggota DPR, politisi PDIP itu memiliki hak imunitas sehingga bisa berbicara seenaknya tanpa bisa digugat.
"Saya bilang pertama gini saya kan pernah anggota DPR. Enak banget coba dia mau ngomong apa saja dia punya hak imunitas enggak bisa dituntut enggak bisa digugat. Ini bisa main politik nih," jelas Ahok.
Tak hanya itu, Ahok juga marah dan melarang salah satu wartawan media online yang hendak mengkonfirmasi soal aliran duit Rp 30 miliar tersebut ke Teman Ahok. Ahok menegaskan dirinya bersih dari semua tuduhan tersebut.
Menurut Ahok, tudingan Junimart berbau politis karena hanya ingin membangun stigma buruk warga terhadapnya. Dengan nada tinggi, Ahok malah menuding wartawan tersebut berniat mengadu domba. Bahkan, Ahok menilai pertanyaan wartawan tersebut menganggapnya pemimpin yang tidak jujur.
"Bukan begitu, banyak (pejabat hebat). Saya cuma katakan, maksud saya enggak usah ngadu domba, saya cuma minta bandingkan, untuk punya pikiran. Anda kan menuduh saya tidak jujur," kata Ahok dengan kesal.
Tak hanya Ahok, salah satu pendiri teman Ahok, Singgih Widyastomo berani membuka semua sumber dan jumlah aliran dana yang diterima selama ini. Singgih heran ada fitnah semacam ini, apalagi saat detik terakhir pengumpulan sejuta KTP hampir rampung.
Kesal difitnah, Singgih menyatakan Teman Ahok juga siap diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) soal isu aliran dana yang dilontarkan politisi PDIP.
"Ada datanya dong pasti. Makanya kita bingung juga kok tiba-tiba ada fitnah ke kita. Tapi kita clear kok siap diselidiki. Pasti siap buka data keuangan teman Ahok," kata Singgih saat dihubungi, Kamis (16/6).
Selama ini, dana yang masuk atau dana yang terkumpul dari hasil penjualan merchandise Teman Ahok selalu dicatat dengan baik. Singgih mengklaim jalan yang ditempuh Teman Ahok untuk mengantarkan calon petahana Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama maju independen, sudah benar dan taat aturan.
"Kami kaget sih dengan berita tersebut, tapi kami siap jika harus diselidiki KPK, kita oke dan enggak ada masalah. Kita yakin masih sekali di jalan yang benar, karena emang anggaran itu semua dari penjualan merchandise," tegasnya.
Sedangkan Pendiri Cyrus Network yang juga salah satu donatur Teman Ahok Hasan Nasbi ikut angkat bicara terkait pernyataan anggota Komisi III DPR Junimart Girsang soal aliran dana reklamasi sebesar Rp 30 miliar ke rekening Teman Ahok. Dia melihat pernyataan itu sebagai bentuk kekesalan dan serangan partai politik ke Ahok dan pendukungnya.
Dia menuturkan, relawan teman Ahok sudah hampir mencapai target satu juta KTP untuk memberikan tiket kepada bakal calon incumbent maju secara independen. Kondisi ini diyakini membuat parpol gusar.
"Sekarang KTP sudah mau 1 juta. Janji Ahok kan kalau 1 juta dia mau ikut teman Ahok. Nah ada yang kalap kayaknya. Ngamuk di injury time," kata Hasan saat dihubungi, Kamis (16/6).
Tudingan Junimart dianggap pepesan kosong. Dia menantang balik politisi PDIP itu membuktikan ucapannya soal aliran dana pengembang untuk operasional teman Ahok.
"Kalau dia tuduh begitu ya suruh buktikan saja. Saya bisa bilang omongan dia enggak benar sama sekali," tantangnya.
Sebelumnya, anggota Komisi III DPR Junimart Girsang mengungkapkan, dia mendapatkan kabar ada dana dari pengembang yang dialirkan ke Teman Ahok. Dia berharap LSM yang dekat dengan Teman Ahok, Cyrus Network dan Sunny Tanuwidjaya diperiksa khusus terkait hal itu.
"Ada info Rp 30 miliar dari pengembang untuk Teman Ahok, saya tidak tahu apakah KPK sudah periksa cyrus dan Sunny," kata Junimart dalam Rapat Dengar Pendapat komisi III DPR dengan KPK.
Politikus PDIP ini juga mempertanyakan proses pemeriksaan kasus Raperda Zonasi Wilayah Pesisir yang ditangani KPK. Dia meyakini pelakunya bukan hanya M Sanusi, serta berharap pengungkapan peranan PT Agung Podomoro Land (APL) segera menemukan hasil.
"Selain Sanusi itu dari pihak APL. Apakah tidak mungkin. Berpotensi yang lain jadi tersangka misalnya. Memang KPK telah melimpahkan berkas dari presdir PT APL ke pihak kejaksaan. Setelah ini apa yang akan dilakukan KPK dalam menuntaskan kasus reklamasi pantai utara Jakarta ini," ungkapnya.
Sumber : http://www.merdeka.com
0 Response to "Kemarahan Ahok dan Teman Ahok dituding dapat uang Rp 30 miliar"
Post a Comment