Sebelum Penembakan, Omar Mateen Pergi dari Rumah dalam Keadaan Marah


Florida - Pelaku penembakan Orlando, Amerika Serikat (AS), Omar Mateen, sempat datang mengunjungi kelab malam gay pada malam yang sama. Istri Mateen menyebut suaminya pergi dari rumah dalam keadaan marah dan membawa tas penuh senjata.

Disampaikan pejabat penegak hukum AS yang enggan disebut namanya, seperti dilansir CNN, Rabu (22/6/2016), Mateen membayar uang masuk ke kelab malam gay bernama Pulse pada Sabtu (11/6) malam. Dia mendapatkan gelang sebagai tanda masuk dan masuk ke dalam seperti pengunjung biasa.

Penyidik meyakini Mateen mengunjungi kelab malam itu lebih awal, untuk memeriksa keamanannya. Tidak disebut berapa lama Mateen berada di dalam kelab malam khusus gay itu. Namun selang dua jam setelah meninggalkan kelab malam itu, Mateen kembali untuk melakukan penembakan brutal yang menewaskan 49 orang pada Minggu (12/6) dini hari.

Rekaman video keamanan, pelacakan telepon genggam juga berbagai keterangan saksi mata cukup membantu Biro Investigasi Federal (FBI) dalam menyusun kronologi aksi dan keberadaan Mateen saat malam kejadian.

Namun hingga kini penyidik masih berusaha mencari tahu apa yang dilakukan Mateen dalam selang waktu 2 jam setelah dia meninggalkan kelab dan kembali ke sana.

Ditambahkan sumber penegak hukum AS itu, sehari sebelum teror terjadi, Mateen membeli tiga tiket pesawat untuk dirinya, sang istri Noor Salman dan anak mereka. Tiket pesawat itu dengan rute West Palm Beach, Florida menuju San Francisco untuk keberangkatan Juli mendatang. Penyidik masih belum tahu mengapa Mateen merencanakan perjalanan itu, jika memang dia merencanakan serangan teror.

Ditambahkan penyidik, istri Mateen menyebut suaminya pergi dari rumah mereka pada Sabtu (11/6) dalam keadaan marah dan membawa sebuah tas berisi sejumlah senjata. Tidak disebut lebih jelas penyebab Mateen marah. Rumah pasangan ini diketahui berada di kawasan Fort Pierce yang berjarak dua jam perjalanan dari Orlando, lokasi penembakan.

Kepada penyidik, Salman mengaku dirinya sudah memohon kepada Mateen untuk tidak pergi, dengan memegangi lengannya. Kendati demikian, Salman mengaku tak tahu-menahu soal rencana serangan suaminya. Salman menyebut dirinya berulang kali mengirimkan pesan dan menelepon Mateen saat itu.

Beberapa hari usai penembakan brutal terjadi, Salman diinterogasi penyidik federal karena dianggap mengetahui rencana teror suaminya namun tidak melapor. Salman terancam dijerat sejumlah dakwaan pidana mulai dari dakwaan persekongkolan terkait 49 dakwaan pembunuhan dan 53 dakwaan percobaan pembunuhan. Juga kegagalan memberitahu penegak hukum soal serangan teror yang dibatalkan, hingga berbohong kepada agen federal AS.

Sumber : https://news.detik.com

Berlangganan Berita Terbaru:

0 Response to "Sebelum Penembakan, Omar Mateen Pergi dari Rumah dalam Keadaan Marah"

Post a Comment

Sumber Lain