LONDON - Khadiza Sultana, 17, satu
dari tiga gadis Inggris yang dilaporkan menjadi “pengantin jihad”
kelompok ISIS telah tewas akibat serangan udara di Raqqa, Suriah.
Serangan udara itu diduga dilakukan pesawat jet tempur Rusia.
Jauh hari sebelum serangan, Khadiza dilaporkan berniat pulang ke Inggris karena kecewa dengan kehidupan di Raqqa.
Khadiza dan dua temannya merupakan siswi Green Bethnal yang nekat meninggalkan rumah mereka di Inggris untuk bergabung dengan ISIS di Suriah pada tahun 2015.
Khadiza tewas setelah rumah tempat dia tinggal di Raqqa hancur oleh bom yang diduga dijatuhkan oleh pesawat tempur Rusia.
Dia diyakini menjadi wanita Inggris pertama yang tewas di wilayah yang disebut sebagai “kekhalifahan” ISIS. Dua teman Khadiza, Shamima Begum, 16, dan Amira Abase, 15, belum diketaui nasibnya.
Saudara Khadiza, Halima Khanom mengaku pernah berbicara dengannya di telepon dalam sebuah laporan untuk ITV yang dikutip Jumat (12/8/2016).
”(Itu) cara dia menggunakannya untuk membicarakan hal-hal yang benar-benar berubah,” katanya. ”Sampai sekarang. Dia takut berada di sana,” katanya lagi, mengacu pada kondisi Raqqa, Suriah.
Dalam wawancara, Halima mengungkapkan isi rekaman percakapan telepon dengan saudaranya sebelum laporan kematiannya muncul.
“Saya tidak memiliki perasaan yang baik. Saya merasa takut,” kata Khadiza dalam percakapan telepon dengan Halima.
”Anda tahu, perbatasan ditutup sekarang, jadi bagaimana saya akan keluar? Saya tidak akan pergi melalui wilayah PKK (pasukan Kurdi di dalam wilayah Suriah) untuk keluar, saya tidak akan pernah melakukan itu, tidak akan pernah,” lanjut Khadiza saat itu.
Jauh hari sebelum serangan, Khadiza dilaporkan berniat pulang ke Inggris karena kecewa dengan kehidupan di Raqqa.
Khadiza dan dua temannya merupakan siswi Green Bethnal yang nekat meninggalkan rumah mereka di Inggris untuk bergabung dengan ISIS di Suriah pada tahun 2015.
Khadiza tewas setelah rumah tempat dia tinggal di Raqqa hancur oleh bom yang diduga dijatuhkan oleh pesawat tempur Rusia.
Dia diyakini menjadi wanita Inggris pertama yang tewas di wilayah yang disebut sebagai “kekhalifahan” ISIS. Dua teman Khadiza, Shamima Begum, 16, dan Amira Abase, 15, belum diketaui nasibnya.
Saudara Khadiza, Halima Khanom mengaku pernah berbicara dengannya di telepon dalam sebuah laporan untuk ITV yang dikutip Jumat (12/8/2016).
”(Itu) cara dia menggunakannya untuk membicarakan hal-hal yang benar-benar berubah,” katanya. ”Sampai sekarang. Dia takut berada di sana,” katanya lagi, mengacu pada kondisi Raqqa, Suriah.
Dalam wawancara, Halima mengungkapkan isi rekaman percakapan telepon dengan saudaranya sebelum laporan kematiannya muncul.
“Saya tidak memiliki perasaan yang baik. Saya merasa takut,” kata Khadiza dalam percakapan telepon dengan Halima.
”Anda tahu, perbatasan ditutup sekarang, jadi bagaimana saya akan keluar? Saya tidak akan pergi melalui wilayah PKK (pasukan Kurdi di dalam wilayah Suriah) untuk keluar, saya tidak akan pernah melakukan itu, tidak akan pernah,” lanjut Khadiza saat itu.
Sumber : http://international.sindonews.com
0 Response to ""Pengantin Jihad" ISIS Asal Inggris Tewas akibat Serangan Udara"
Post a Comment