Golkar Masih Nantikan Sikap PDIP untuk Pilgub DKI


Jakarta - Situasi politik jelang Pilgub DKI 2017 kian memanas. Salah satu partai pendukung kandidat petahana Basuki T Purnama (Ahok), Golkar masih menunggu PDIP untuk bergabung.

Meski di tingkat DKI sudah memutuskan untuk bergabung dengan Koalisi Kekeluargaan, PDIP hingga saat ini belum memutuskan sikapnya. Setidaknya, ada tiga skenario yang salah satunya akan diputuskan oleh partai banteng moncong putih itu.

Skenario pertama adalah PDIP mengambil cagub dari hasil penjaringan dan penyaringan tokoh eksternal parpol. PDIP sudah memilih 6 kandidat cagub meski belum mau membuka nama-namanya. Kedua adalah PDIP memasangkan dua kadernya untuk maju di Pilgub DKI. Jumlah kursi PDIP di DPRD DKI cukup untuknya mengusung pasangan sendiri, baik cagub dan cawagub.

Kemudian skenario ketiga adalah PDIP mengusung Ahok sebagai cagub yang akan dipasangkan dengan kadernya. Ini memungkinkan Ahok akan kembali berpasangan dengan wakilnya saat ini, Djarot Saiful Hidayat.

Golkar yang kini berada di sisi Ahok bersama Partai NasDem dan Hanura berharap PDIP akan memilih opsi ketiga. Komunikasi politik pun terus dilakukan.

"Kan dari 3 opsi itu salah satunya ada Ahok dan Djarot. Proses pendaftaran masih lama yang jalur parpol, masih sebulan. Kita berharap saja," ungkap Koordinator Bidang Politik Partai Golkar Yorrys Raweyai saat berbincang dengan detikcom, Kamis (11/8/2016) malam.

Yorrys pun bercerita soal diplomasi yang dilakukan antara Ahok dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di atas mobil Volkswagen Caravelle. Saat itu Ahok dan Megawati bersama Presiden Joko Widodo dan Puan Maharani berada satu mobil saat menuju ke acara Rapimnas Golkar di Gelora Bung Karno pada 28 Juli lalu.

"Ada komunikasi politik yang sudah terbangun. Satu mobil di situ ada Presiden, Mbak Puan, Hasto (Sekjen PDIP), Bu Mega dan Ahok," jelas Yorrys.

Ternyata diplomasi juga sempat melibatkan Ketum Golkar Setya Novanto. Itu dilakukan ketika rombongan 'VW Caravelle' tiba di lokasi Rapimnas.

"Terbangun komunikasi dengan Ketum kita di transit room bahwa ada kemungkinan PDIP bergabung," tuturnya.

Hanya saja belakangan diketahui diplomasi itu gagal. Kabarnya itu dikarenakan Ahok menolak menjadi kader PDIP untuk dijadikan petugas partai. Tujuh partai termasuk PDIP di tingkat DKI setelahnya mendeklarasikan tergabung dalam Koalisi Kekeluargaan bersama Gerindra, PAN, PKB, PPP, PKS, dan Partai Demokrat.

Hampir seluruh partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Kekeluargaan mendukung agar kader PDIP yang kini menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, maju di Pilgub DKI. Namun itu ternyata tidak memupuskan harapan Golkar.

"Ini proses politik di tingkat di atas (DPP). Kalau bisa masuk dari PDIP itu akan beri kekuatan. Saya berharap supaya opsi itu (PDIP mengusung Ahok) yang diwujudkan," tutur Yorrys.

"Apalagi tambah dari partai-partai lain. Semoga koalisi kekeluargaan juga bisa bersama-sama dengan kita agar proses demokrasi dapat berjalan dengan baik. Itu kan lebih bagus," imbuhnya.

Di satu sisi, saat ini Golkar dan pendukung Ahok lainnya juga masih menantikan keputusan soal cawagub. Sebelumnya saat masih memilih jalur independen, Ahok membawa nama PNS Heru Budi Hartono untuk menjadi pasangannya di Pilgub DKI. Namun setelah Ahok memutuskan pindah ke jalur parpol, nama cawagubnya pun menjadi tidak jelas.

"Kan dari PDIP ada opsi Ahok dan Djarot. Kita berharap saja seperti itu. Tapi kami dari partai pendukung tidak ada pilihan, karena kita dari awal sudah memberikan mandat penuh kepada Ahok," terang Yorrys.

Golkar pun menurutnya memberi kewenangan penuh kepada Ahok untuk memilih wakilnya. Dalam waktu satu bulan sebelum pendaftaran bakal cagub DKI ditutup, kata Yorrys, segala kemungkinan masih mungkin terjadi.

"Kan awalnya mengerecut jadi dua, Djarot dan Heru. Sepenuhnya kita serahkan ke Ahok, mau ganti juga silakan," tutup dia.

Sumber : http://news.detik.com/

Berlangganan Berita Terbaru:

0 Response to "Golkar Masih Nantikan Sikap PDIP untuk Pilgub DKI"

Post a Comment

Sumber Lain