Jakarta - Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 dinyatakan tidak sehat oleh Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan tanpa ragu. Belum kritis, cuma kurang sehat saja.
Permasalahannya ada pada kondisi keseimbangan primer yang defisitnya
sebesar Rp 111,4 triliun. Sri Mulyani menyarankan kepada jajaran
pemerintah lain supaya hati-hati dalam mengelola APBN.
“RAPBN ini sebenarnya kurang sehat, harus berhati-hati,” ujar Sri Mulyani.
Keseimbangan primer ada pada posisi defisit, yang berarti pemerintah
mengambil utang guna melunasi bunga utang sehingga keadaan keseimbangan
primer dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN)
2017 menjadi kurang sehat.
Sri Mulyani dan SBY.
Keseimbangan primer adalah selisih dari jumlah pendapatan negara
dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang. Jika pendapatan
lebih besar dari belanja negara di luar pembayaran bunga utang, maka
keseimbangan primer akan positif atau surplus.
Dalam data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), defisit pada keseimbangan primer ini terjadi sejak 2012.
Pada 2010, keseimbangan primer terdata surplus atau positif dengan
realisasi Rp 41,5 triliun. Ini berarti pendapatan negara lebih besar
dari belanja negara di luar penyelesaian bunga utang. Sehingga
pemerintah disaat itu masih mempunyai dana dari pendapatan negara guna
menuntaskan bunga utang.
Ditahun selanjutnya kondisi keseimbangan primer mulai berkurang. Surplus
pada keseimbangan primer cuma Rp 8,8 triliun. Tetapi ini masih dinilai
sehat dari segi pengelolaan anggaran negara.
Pada 2012, keseimbangan primer mulai defisit sebesar Rp 52,7 triliun.
Begitu pun yang terjadi pada 2013, dengan besaran defisit Rp 98,6
triliun, lalu 2014 defisit sebesar Rp 93,2 triliun.
Melalui kondisi defisit ini, berarti pemerintah sudah tidak mempunyai
kemampuan untuk menuntaskan bunga hutang dari hasil pendapatan negara.
Pemerintah harus segera mencari hutang baru supaya bsa menuntaskan bunga
utangnya.
Perubahan drastis keseimbangan primer terjadi pada 2015, yang nilainya
menjadi Rp 142,4 triliun. Pada 2016, dalam APBN Perubahan (APBN-P)
didapatkan defisit keseimbangan primer Rp 105,5 triliun dan defisit
keseimbangan primer di 2017 diperkirakan sebesar Rp 111,4 triliun.
Secara keseluruhan, RAPBN 2017 akan mempunyai nilai belanja Rp
2.070,5 triliun, dan pendapatannya adalah Rp 1.737,6 triliun. Akan ada
defisit Rp 332,8 triliun atau 2,41% dari PDB. Sampai penghujung Juni
2016, jumlah hutang pemerintah pusat mencapai Rp 3.362,74 triliun. Naik
Rp 39,38 triliun bila dibandingkan akhir Mei 2016, yakni Rp 3.323,36
triliun.
Sumber : http://www.hotbanget.id
0 Response to "Akhirnya Sri Mulyani Ungkap Data Utang Indonesia untuk Bayar Bunga Utang Era SBY"
Post a Comment