JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahja Purnama (Ahok) dianggap telah melecehkan Teman Ahok. Pasalnya,
setelah didukung secara serius, Teman Ahok justru ditinggal begitu saja.
Pengamat Politik LIPI Siti Zuhroh mengatakan, di daerah-daerah itu, sosok cagub yang sejatinya menentukan, bukan partai. Maka itu, jika sampai ada sosok bagus dan didukung partai bagus pun akan menjadi paduan luar biasa.
Sedang di Jakarta, survei awal pada sosok cagub itu tak menentukan hasil akhirnya. "Sama halnya saat Pak Foke dahulu, dia petahana dan dikerubuti partai, tapi kecele. Ada swing voter, dan koreksi pada sosok petahana. Saat itu, Jokowi dengan performance sederhana, sabar sementara Foke pemarah. Saat dikonstruksikan seperti itu, Jokowi jadi di atas angin," ujarnya saat diskusi Sindo Trijaya di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/7/2016).
Menurutnya, hal itu pun bisa juga terjadi dengan Ahok. Ahok yang pemarah dan semacamnya itu bisa dikontraskan dengan orang yang lebih konkrit dan sabar. Apalagi, tingkat kepercayaan dan keyakinan pemilih pada sosok itulah yang menentukan hasil akhirnya.
"Jadi tidak ada yang bisa disimpulkan sementara ini yang menang, petahana atau lawan tandingnya," tuturnya.
Adapun soal sosok Ahok, kata Siti, Ahok dinilai sebagai sosok yang tak konsisten. Pasalnya, Ahok yang sudah dideklarasikan secara tak langsung oleh pendukungnya itu, memiliki survei 70-80 persen didukung warga Jakarta. Dan pendukungnya sudah bekerja luar biasa mengumpulkan sejuta KTP untuk Ahok justru ditinggalkan.
"Ini istilahnya melecehkan. Relawan sudah bekerja luar biasa untuk dia, ditinggal begitu saja. Ahok ini kan perseorangan dari awal. Ternyata meleset. Dia menunjukkan kebimbangannya, ragu-ragu, dan maunya cepat-cepat," jelasnya.
Maka itu, tambah Siti, sebagai sosok pemimpin, Ahok memanglah tidak baik dan cocok. Apalagi, di Indonesia ini sosok pemimpin akan menjadi teladan bagi masyarakatnya.
Pengamat Politik LIPI Siti Zuhroh mengatakan, di daerah-daerah itu, sosok cagub yang sejatinya menentukan, bukan partai. Maka itu, jika sampai ada sosok bagus dan didukung partai bagus pun akan menjadi paduan luar biasa.
Sedang di Jakarta, survei awal pada sosok cagub itu tak menentukan hasil akhirnya. "Sama halnya saat Pak Foke dahulu, dia petahana dan dikerubuti partai, tapi kecele. Ada swing voter, dan koreksi pada sosok petahana. Saat itu, Jokowi dengan performance sederhana, sabar sementara Foke pemarah. Saat dikonstruksikan seperti itu, Jokowi jadi di atas angin," ujarnya saat diskusi Sindo Trijaya di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/7/2016).
Menurutnya, hal itu pun bisa juga terjadi dengan Ahok. Ahok yang pemarah dan semacamnya itu bisa dikontraskan dengan orang yang lebih konkrit dan sabar. Apalagi, tingkat kepercayaan dan keyakinan pemilih pada sosok itulah yang menentukan hasil akhirnya.
"Jadi tidak ada yang bisa disimpulkan sementara ini yang menang, petahana atau lawan tandingnya," tuturnya.
Adapun soal sosok Ahok, kata Siti, Ahok dinilai sebagai sosok yang tak konsisten. Pasalnya, Ahok yang sudah dideklarasikan secara tak langsung oleh pendukungnya itu, memiliki survei 70-80 persen didukung warga Jakarta. Dan pendukungnya sudah bekerja luar biasa mengumpulkan sejuta KTP untuk Ahok justru ditinggalkan.
"Ini istilahnya melecehkan. Relawan sudah bekerja luar biasa untuk dia, ditinggal begitu saja. Ahok ini kan perseorangan dari awal. Ternyata meleset. Dia menunjukkan kebimbangannya, ragu-ragu, dan maunya cepat-cepat," jelasnya.
Maka itu, tambah Siti, sebagai sosok pemimpin, Ahok memanglah tidak baik dan cocok. Apalagi, di Indonesia ini sosok pemimpin akan menjadi teladan bagi masyarakatnya.
Sumber : http://metro.sindonews.com
0 Response to "Tinggalkan Relawannya, Pengamat Sebut Ahok Tak Cocok Jadi Pemimpin"
Post a Comment