Jakarta - Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari menilai kinerja Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso belum memuaskan. Menurut dia, salah satu indikasinya lantaran masih banyak teror yang menghantui Indonesia, terakhir aksi bom di Mapolresta Surakarta, Jawa Tengah.
Dalam setiap rapat seluruh anggota Komisi I mengharapkan BIN mampu mempertajam kemampuannya, sehingga mampu mengantisipasi seluruh teror yang akan terjadi. Kembali lagi ketika masih ada teror terjadi, kejahatan terjadi, berarti intelijen masih belum bisa maksimal," kata Kharis, Jakarta, Jumat (15/7).
Politikus PKS itu menambahkan kinerja intelijen bisa dikatakan sukses apabila mampu menggagalkan seluruh rencana terorisme. Dalam artian, jika masih ada yang kecolongan dengan aksi teror maka perlu meningkatkan kewaspadaan lagi.
"Kalau kejahatan itu tidak terjadi mampu diantisipasi oleh intelijen, itu baru intelijen sukses. Kalau masih terjadi berarti intelijen masih gagal," ujar anggota Fraksi PKS ini.
Apalagi, kata Kharis, belakangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja mengangkat Gories Mere mantan Kepala BNN sebagai Staf Khusus Presiden bidang intelijen. Hal ini memperkuat kalau kinerja Sutiyoso dipertanyakan dalam bidang intelijen di negara ini.
"Saya kira di Indonesia seluruh lembaga intelijen itu dikoordinasikan oleh BIN dan BIN dipimpin oleh seorang Kepala BIN dalam hal ini Pak Sutiyoso," jelas Kharis.
"Mestinya Presiden gampang tinggal panggil Kepala BIN kalau untuk urusan intelijen, tidak perlu lah dibentuk orang atau untuk menangani ini," tandasnya.
Sumber : http://www.merdeka.com
0 Response to "Komisi I DPR sebut kinerja Kepala BIN belum maksimal"
Post a Comment