Suara Golkar Suara Ahok, Ical Tak Dianggap?


Jakarta - Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie mencoba menyela kuatnya dorongan Golkar mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilgub DKI 2017. Namun semakin Ical 'mengganjal', semakin lancar jalan Golkar mendukung Ahok, kini mantan Ketum Golkar itu seolah benar-benar tak lagi dianggap.

Dukungan Golkar ke Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sudah dideklarasikan oleh Plt Ketua DPD Golkar DKI Yorrys Raweyai, Selasa lalu. Ternyata deklarasi itu dianggap belum sebagai sikap Golkar karena belum melalui pertimbangan Dewan Pembina yang dipimpin Aburizal Bakrie.

"Belum ada surat. Kita tunggu surat lalu dirumuskan DPP dengan Wanbin. Di dalam AD/ART dinyatakan bagaimana peran Wanbin," kata Ical di rumah dinas Ketua MPR, Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (15/6/2016). Ical kemudian menegaskan bahwa pertimbangan Dewan Pembina Golkar wajib didengar DPP Golkar di bawah Ketum Setya Novanto.

Namun hanya sehari kemudian Ketua Dewan Pakar Agung Laksono yang mendukung Ahok di Pilgub DKI langsung bersuara lantang membantah Ical. Agung menegaskan pernyataan Ical bahwa pertimbangan Wanbin wajib didengar DPP adalah kesalahan fatal.

"Pertimbangan Wanbin boleh, kita hormati, tapi bukan wajib dilaksakanakan. Itu totally wrong," kata Agung kepada wartawan, Kamis (16/6) kemarin.

Ternyata keberanian Agung membantah omongan Ical bukan tanpa sebab. Memang sempat ada yang mengusulkan di AD/ART diatur wewenang Dewan Pembina yang wajib didengar DPP namun pasal itu sudah didrop. Nyatanya wewenang Ical memang tak lagi sebesar dulu kala memimpin partai beringin.

Meski Ical mewanti-wanti agar keputusan dukungan ke Ahok harus menunggu pertimbangan Wanbin, nyatanya Plt Ketua DPP Golkar Yorrys Raweyai jalan terus dengan apa yang sudah dideklarasikan yakni mendukung Ahok di Pilgub DKI 2017.

Dalam pandangannya di kolom detikcom berjudul 'Suara Golkar, Suara Ahok', Yorrys menulis tentang sejarah perjalanan Golkar yang terus mengalami penurunan suara. Dukungan ke Ahok disebutkan sebagai momentum pembuktian bahwa suara Golkar suara rakyat. Berikut kutipan pernyataan Yorrys yang kini menjabat Ketua Koordinator Golkar bidang Polkam soal bulatnya dukungan Golkar ke Ahok.

http://news.detik.com/kolom/3235889/suara-golkar-suara-ahok

Dukungan Partai Golkar DKI Jakarta pada figur Ahok yang disampaikan pada 14 Juni 2016 di Jakarta menjadi awal bagi komitmen Partai Golkar di bawah kepemimpinan Setya Novanto. Saat ini, figur Ahok tidak lagi nampak sebagai person, namun telah meng-institusi sebagai bentuk perlawanan kepada pola dan karakter kepartaian itu sendiri. Dengan demikian, Ahok menjadi sebuah arus besar yang mungkin saja mampu melampui kebesaran dan kedigdayaan partai politik itu sendiri.

Karena itu, dukungan kepada Ahok bukanlah sebentuk pragmatisme partai di tengah minimnya kader partai yang layak untuk diusung, karena sesungguhnya Ahok sendiri adalah kader yang bahkan pernah menjabat sebagai Aggota DPR RI Periode 2009-2014 dari Partai Golkar. Partai Golkar yang bermaksud mengembalikan suara rakyat pada dasarnya juga telah melakukan lompatan besar yang penting demi kepentingan partai politik secara umum.

Satu juta pemilih yang digadang Teman Ahok melalui kumpulan KTP adalah pemilih potensial yang seharusnya memperoleh sentuhan politik kepartaian. Sentuhan tersebut adalah bagian dari tanggung jawab konstitusional, di mana Partai Politik melakukan fungsi-fungsi rekruitmen sebagai bagian dari tugas dan fungsinya. Berdiri sendiri dan berhadapan dengan kepentingan rakyat adalah kerugian bagi partai politik itu sendiri.

Lalu bagaimana respons Ical yang mulai tak dianggap oleh DPP Golkar yang jalan terus mendukung Ahok?

Sumber : http://news.detik.com



Berlangganan Berita Terbaru:

0 Response to "Suara Golkar Suara Ahok, Ical Tak Dianggap?"

Post a Comment

Sumber Lain