SEMARANG - Orangtua pasti mengarahkan anak-anaknya agar jadi baik dan sukses. Jika sang anak menurut, menjalani apa yang diarahkan, pasti membuahkan hasil menyenangkan.
Setidaknya itu yang dialami Jazzy Anastasia Kinsky (22). Jazzy, sapaan akrabnya, adalah seorang model yang kini didaulat menjadi Duta Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Jawa Tengah. Berbagai prestasi diraihnya di bidang modeling, sejak usia belia.
"Tidak ada beliau (orangtua), saya tidak ada artinya. Orangtua itu sangat berarti bagi saya, beliau yang mendidik saya hingga dewasa," ungkap gadis kelahiran 21 Mei itu.
Dia mengenang, saat masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), orangtuanya melihat bakat modeling pada dirinya. Jazzy yang masih kecil, bakatnya makin terlihat. Akhirnya, orangtuanya mendaftarkan Jazzy ke salah satu sekolah modeling. Sejak saat itu, kegiatan Jazzy bertambah.
Meski sempat grogi karena tidak pernah dan tidak tahu sama sekali tentang modeling, Jazzy serius menjalani. Bersama teman-teman barunya di sekolah model, akhirnya bisa beradaptasi dengan baik.
"Memang saya suka modeling. Kelas 3 SD ikut modeling, kelas 4 SD langsung menang lomba model," lanjutnya mengenang.
Dari modeling ini juga, Jazzy yang tercatat masih berkuliah di Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), akhirnya bisa jalan-jalan ke luar negeri, tepatnya Jepang.
Pada tahun 2014, Jazzy terpilih sebagai delegasi Jawa Tengah pada Japan Asean Oceanian Youth Exchange Program (Jeneys). Di Negeri Sakura itu, tentu Jazzy tambah pengalaman soal pariwisata antarnegara.
Dengan aneka prestasi, tentu membuat Jazzy makin terkenal. Ini juga yang membawanya banyak mendapat tawaran pekerjaan untuk jadi foto model. Sesekali, Jazzy menerima tawaran. Namun, tetap ada pengecualian.
"Kalau sekadar foto-foto syur, hunting foto seksi-seksi, saya tolak. Tapi kalau hanya untuk bikin kalender universitas, kedinasan, tidak masalah."
AV
Setidaknya itu yang dialami Jazzy Anastasia Kinsky (22). Jazzy, sapaan akrabnya, adalah seorang model yang kini didaulat menjadi Duta Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Jawa Tengah. Berbagai prestasi diraihnya di bidang modeling, sejak usia belia.
"Tidak ada beliau (orangtua), saya tidak ada artinya. Orangtua itu sangat berarti bagi saya, beliau yang mendidik saya hingga dewasa," ungkap gadis kelahiran 21 Mei itu.
Dia mengenang, saat masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), orangtuanya melihat bakat modeling pada dirinya. Jazzy yang masih kecil, bakatnya makin terlihat. Akhirnya, orangtuanya mendaftarkan Jazzy ke salah satu sekolah modeling. Sejak saat itu, kegiatan Jazzy bertambah.
Meski sempat grogi karena tidak pernah dan tidak tahu sama sekali tentang modeling, Jazzy serius menjalani. Bersama teman-teman barunya di sekolah model, akhirnya bisa beradaptasi dengan baik.
"Memang saya suka modeling. Kelas 3 SD ikut modeling, kelas 4 SD langsung menang lomba model," lanjutnya mengenang.
Dari modeling ini juga, Jazzy yang tercatat masih berkuliah di Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), akhirnya bisa jalan-jalan ke luar negeri, tepatnya Jepang.
Pada tahun 2014, Jazzy terpilih sebagai delegasi Jawa Tengah pada Japan Asean Oceanian Youth Exchange Program (Jeneys). Di Negeri Sakura itu, tentu Jazzy tambah pengalaman soal pariwisata antarnegara.
Dengan aneka prestasi, tentu membuat Jazzy makin terkenal. Ini juga yang membawanya banyak mendapat tawaran pekerjaan untuk jadi foto model. Sesekali, Jazzy menerima tawaran. Namun, tetap ada pengecualian.
"Kalau sekadar foto-foto syur, hunting foto seksi-seksi, saya tolak. Tapi kalau hanya untuk bikin kalender universitas, kedinasan, tidak masalah."
Sumber: http://daerah.sindonews.com
0 Response to "Patuhi Orangtua, Tolak Foto Syur"
Post a Comment