"Pernah suatu hari habis sekolah anak saya ditelepon sama sopir, ban lepas dua. Kok sampai begitu, kok bisa terjadi demikian," kata Tri di kediamannya kemarin.
Namun, Tri tidak pernah menuduh pihak-pihak tertentu melakukan hal tersebut. Sampai akhirnya dia kerap tak menghiraukan telepon-telepon gelap ataupun pesan singkat yang tidak menyenangkan.
Tri mengaku tidak pernah menyangka kalau sang suami ditunjuk sebagai calon Kapolri. Namun, dia bisa membayangkan beratnya tugas yang dipikul Tito jika nantinya lolos jadi Kapolri.
"Ada banyak kasus kejahatan, bom meledak. Sekarang tidur tenang saja, apa boleh buat Allah telah menggariskan. Saya tidak akan berubah," ujar dia.
Berbeda dengan Tri, Tito justru merasa terusik dengan teror-teror tersebut. Apalagi, Tito pernah menjadi target teroris lewat bom buku.
Atas hal tersebut, Tito dan istri memutuskan membawa keluarganya ke Singapura. Termasuk, membawa anak-anaknya untuk melanjutkan pendidikan di Negeri Singa.
"Saya bisa mengelak ke sana kemari, tapi istri dan anak saya bagaimana. Maka anak concern di Singapura saja," pungkas Tito.
Sumber : http://www.merdeka.com
0 Response to "Ini Curhat Komjen Tito dan istri sering dapat teror"
Post a Comment