Banda Aceh - Kapolres Aceh Tenggara AKBP Edi Bastari punya cara tersendiri dalam mendidik anggotanya agar menjauhi perbuatan tidak baik dan mendekatkan diri kepada Allah. Anggota korp Bhayangkara di sana diminta untuk menghafal surat-surat pendek. Jika berhasil mendapat hadiah dan jika tidak, tentu ada hukuman yang harus mereka terima.
Program hafal surat-surat pendek bagi anggota Polres Aceh Tenggara itu diberi nama "One Week One Ayat". Kapolres Edi biasanya memanggil 15 anggota secara acak usai melaksanakan apel setiap Senin. Mereka yang mendapat giliran kemudian diminta untuk menghafal surat yang ditentukan.
Anggota yang berhasil menghafal, langsung mendapatkan reward berupa jam tangan. Sementara yang tidak, mendapat hukuman push up dengan durasi bervariasi.
"Push up nya misalnya ada anggota yang tidak bisa hafal dia kena hukuman sampai orang lain yang mendapat giliran selesai menghafal. Push up-nya bisa tiga menit itu push up setengah tiang," kata Edi saat dihubungi detikcom dari Banda Aceh, Rabu (10/8/2016).
Kapolres Edi sudah memberlakukan program tersebut sejak ia menjabat Kapolres Simeulue. Menurutnya, program revolusi mental ini bertujuan untuk mengubah mindset anggota polisi dari yang biasanya pernah melakukan perbuatan tidak baik agar berubah.
"Kita ingin anggota polisi memberi pelayanan yang baik untuk masyarakat. Dengan adanya program ini, anggota polisi bisa menjadi imam saat berada di tengah-tengah masyarakat," jelas Edi.
Menurut Edi, untuk mengubah mindset polisi tidak hanya melalui fisik saja, tapi juga rohaninya. Dengan dapat mengaji, anggota polisi akan menjauhi perbuatan tidak baik.
Saat pertama sekali program ini diterapkan di Polres Aceh Tenggara, Edi mendapati banyak anggotanya tidak dapat menghafal surat-surat pendek. Setelah berjalan beberapa minggu, kini sudah lumayan banyak yang berhasil.
"Saat pertama saya coba ada yang tidak hafal bahkan ada yang hafal Bismillah saja," jelas Edi.
Setiap Senin, Edi menyiapkan sekitar 15 unit jam tangan. Jika semua anggota yang dites berhasil menghafal, ia akan menyerahkan semuanya. Tapi jika tidak, jam tangan itu masuk ke dalam kas dan akan dipakai pada minggu berikutnya.
Selama program itu berjalan sejak dua bulan lalu, sudah 80 jam tangan yang ia berikan untuk anggota. Mereka yang dites ini tidak hanya bintara saja, tapi termasuk Wakapolres.
"Saya menyiapkan 200 unit jam tangan di Polres Aceh Tenggara. Waktu masih Kapolres Simeulue ada sekitar 400 jam tangan yang saya bagi," ungkap Edi.
Program revolusi mental ini disambut baik anggota Polres. Meski demikian, Edi meminta anggota menghafal surat pendek bukan semata-mata untuk mengharapkan reward.
"Jangan hadiah yang kamu cari tapi keridaan Allah. Dengan bisa baca Al-Quran, dapat mengurangi perbuatan tidak baik," jelas Edi.
Sumber : http://news.detik.com
0 Response to "Polisi di Aceh Tenggara: Tak Hafal Ayat Quran Dihukum Push-up, Hafal Dapat Arloji"
Post a Comment