Jakarta - Isu bakal bersatunya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat di Pilgub DKI 2017 terus bergulir. Ahok terang-terangan menyatakan 'cinta'nya untuk Djarot, namun terhalang para pendukungnya sendiri dan juga ideologi PDIP.
"Dari awal Bu Mega sudah oke aku sama Pak Djarot. Cuma Teman Ahok tidak mau kalau lewat partai. Terutama ketika dulu ada HMP e-budgeting kan PDIP juga ikut. Jadi kalau ditanya saya lebih suka sama siapa, saya bilang masih sama Djarot," kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta, Kamis (9/6/2016).
Ya, cinta Ahok ke Djarot terhalang Teman Ahok. Sejak awal persiapan Pilgub DKI 2017, Ahok memang sudah menyatakan ingin berpasangan dengan Djarot. Dia juga sebenarnya lebih senang naik 'mobil mewah' PDIP.
Namun, Ahok merasa tak enak dengan semangat para pendukungnya di Teman Ahok. Sebab, jauh-jauh hari saat belum ada parpol yang melirik Ahok, tepatnya di Juni 2015, Teman Ahok sudah bekerja mengumpulkan dukungan untuk dirinya.
Ahok yang hingga awal tahun 2016 ini masih menjalin komunikasi intensif dengan PDIP, akhirnya memilih jalur independen, dengan syarat Teman Ahok harus mengumpulkan 1 juta KTP dukungan.
Ahok sebenarnya masih ingin mengajak Djarot, namun dia tahu mantan Bupati Blitar itu tak mungkin mbalelo dari PDIP dan ikut dirinya di jalur independen. Teman Ahok dan Ahok akhirnya sepakat memilih PNS DKI Heru Budi Hartono sebagai pendamping.
KTP dukungan untuk duet Ahok-Heru pun dikumpulkan. Bekerja hampir dua bulan dari 11 Maret 2016, Teman Ahok kini sudah hampir memenuhi syarat 1 juta KTP yang diberikan oleh Ahok. Namun, di saat syarat KTP dari Ahok hampir terpenuhi, isu Ahok berpaling dari Heru ke Djarot kembali menyeruak.
Akhir Mei 2016 lalu, Megawati memanggil Ahok ke kediamannya. Djarot hadir dalam pertemuan itu, bersama sejumlah elite PDIP lainnya. Ahok ditanya soal kemungkinan diusung PDIP berduet dengan Djarot. Namun pria berkacamata ini menegaskan tak mungkin meninggalkan Teman Ahok. KTP dukungan untuk duet Ahok-Heru sudah dikumpulkan. Meski verifikasi dukungan untuk calon independen diperketat, namun KTP-KTP itu tak mungkin ditelantarkan.
"Bahas macam-macam juga, bahwa saat ini (saya) independen. Wong, sudah ngumpulin 1 juta (KTP), mau dibatalin gimana?" kata Ahok, 7 Juni lalu saat ditanya soal isi pertemuan dengan Megawati dan Djarot.
Sebenarnya ada peluang Ahok tetap bersama PDIP. Yaitu dengan cara parpol berlambang banteng moncong putih mendukung pencalonan Ahok-Heru di jalur independen, seperti dukungan yang diberikan NasDem dan Hanura. Namun PDIP tak mau.
Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengatakan ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh Aok untuk mendapat dukungan dari PDIP. Syarat pertama adalah Ahok harus menyatakan lebih dahulu 'tobat politik' dari pilihan jalan perseorangan atau individualisme.
"Pertama (Ahok) menyatakan lebih dahulu tobat politik dari pilihan jalan perseorangan atau individualisme kembali kepada jalan gotong royong atau kepartaian," kata Basarah kepada wartawan, Rabu (8/6/2016).
Syarat kedua, Ahok harus mendaftar secara resmi ke Dewan Pimpinan Pusat PDIP. Berikutnya dia juga harus mengikuti tahapan-tahapan yang telah digariskan oleh PDIP. Termasuk mengikuti uji kepatutan dan kelayakan sebagai bakal calon gubernur serta mengikuti proses penyaringan internal PDIP.
Selanjutnya Ahok harus mengikuti proses penyaringan di DPP bersama 32 cagub dan cawagub lainnya yang telah mendaftar lewat DPD PDIP DKI Jakarta. Untuk bakal cawagub juga harus bergandengan dengan kader internal PDIP.
Sumber : http://news.detik.com
AV>
0 Response to "'Cinta' Ahok ke Djarot yang 'Terhalang' Teman Ahok dan PDIP"
Post a Comment