Orlando - Penembakan massal di klub gay Kota Orlando, Florida, Amerika Serikat mengejutkan semua pihak. Keluarga korban maupun korban selamat sangat terpukul karena insiden di kelab malam 'Pulse' ini terjadi sangat cepat.
Salah satu korban tewas adalah Eddie Justice. Beberapa saat usai pelaku - Omar Mateen - menyerbu ke dalam tempat dugem, Eddie sempat kabur ke toilet perempuan bersama beberapa kawannya.
The Daily Mail melaporkan, Senin (13/6), Eddie kemudian mengirim SMS kepada sang ibu - Mina Justice - beberapa saat sebelum ditembak mati.
"Ibu aku mencintaimu. Sekarang sedang ada orang yang menembaki kami di klub," tulis Eddie.
Pria 30 tahun itu meminta ibunya menghubungi polisi. Eddie, sambil tetap tenang mengirim sms, mengabarkan bahwa ajalnya sudah dekat karena pelaku mulai mendekati arah toilet.
Mina mengaku memberi saran sebisanya agar Eddie tetap tenang sambil bersembunyi. Dalam sms terakhir, Eddie berpamitan pada ibunya.
"Dia (pelaku-red) bersama kami sekarang bu."
Berdasarkan kesaksian lainnya, aksi Mateen sangat cepat dan cukup rapi.
Saat pelaku masuk, Minggu (12/6) pukul 02.02 waktu setempat, diperkirakan ada 320 orang sedang berada di klub homoseksual tersebut. Selang tiga jam setelahnya, baru polisi bersama tim SWAT berhasil menembak mati Mateen.
Saksi mata sekaligus korban selamat, Ricardo Negron, sedang nongkrong bersama kawan-kawannya di kelab malam bernama 'Pulse' itu. Sekonyong-konyong seorang pria masuk membawa senjata api.
Korban selamat penembakan massal Orlando (c) 2016 Merdeka.com/REUTERS/Steve Nesius
"Suasana kacau balau. Orang-orang di depan saya berjatuhan terkena peluru. Pelaku sepertinya sempat menembak ke atap ruangan sebab bola lampu berjatuhan menimpa kami," kata Negron.
Saksi mata lainnya, Christopher Hanson, mengaku tak sempat melihat sosok pelaku. Dia sedang di bar memesan minuman, ketika tiba-tiba terdengar suara keras dan tubuh berjatuhan.
"Saya merangkak menuju pintu darurat bersama beberapa orang lainnya," ujarnya.
Mateen (29) adalah warga negara AS keturunan Afghanistan yang tinggal di Kota Port St Lucie, Florida. Dia tidak punya catatan kriminal sebelumnya.
Aksi Mateen menembaki pengunjung kelab 'Pulse' menewaskan 50 orang serta melukai 53 lainnya. Ini adalah penembakan massal terburuk sepanjang sejarah Amerika Serikat.
FBI menyatakan kemungkinan dia terpengaruh paham radikal. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas penembakan massal di Orlando, tapi kebenarannya belum bisa dipastikan saat ini.
Sumber : http://www.merdeka.com
0 Response to "Kisah haru korban penembakan Orlando kirim SMS terakhir buat ibu"
Post a Comment