Medan - Anggota Komisi I DPR-RI melakukan
kunjungan kerja ke Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia, Kota
Medan, Jumat (2/9/2016). Kunjungan tersebut dalam kaitan terjadinya aksi
penganiayaan yang dilakukan oknum TNI-AU Lanud Soewondo terhadap warga
Sari Rejo pada 15 Agustus 2016, yang mengakibatkan 20 warga menderita
luka parah dan ringan, serta sejumlah fasilitas dan kendaraan rusak
bahkan adanya yang hangus terbakar.
Anggota Komisi I yang berkunjung
tersebut, di antaranya Marinus Gea S.E, M.Ak—dari Fraksi Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Efendi Simbolon, Mutia Hafiz,
Arief Suditomo, dan Marthin Hutabarat. Rombongan disambut Ketua Forum
Masyarakat (Formas) Sari Rejo, Pahala Napitupulu, dan ratusan warga yang
sedang berjuang untuk mempertahankan hak milik mereka, yakni pertapakan
tanah dan rumah yang sudah dikuasai selama puluhan tahun.
Marinus Gea kepada SuaraNusantara.com
mengatakan, kehadirannya bersama anggota Komisi I lainnya, untuk melihat
dan mendengar langsung berkaitan dengan kejadian yang terjadi pada 15
Agustus 2016.
“Kami ingin mendengar langsung dari
warga, khususnya yang menjadi korban penganiayaan, serta mengumpulkan
data yang akan dibahas di Komisi I,” katanya.
Pada kesempatan itu, Marinus Gea
melakukan dialog dengan sejumlah warga, sekaligus memberikan semangat
agar tetap kuat dalam memperjuangkan hak-haknya.
“Kami akan ketemu dengan Danlanud untuk
mendengarkan penjelasan, juga terkait dengan masalah tersebut. Kedua
belah pihak kami dengarkan dan akan dibawa dalam rapat-rapat Komisi I,”
katanya.
Di kesempatan lain, Pahala Napitupulu,
memaparkan bagaimana sejarah 39.000 jiwa atau 5.570 kepala keluarga
yang saat ini berdomisili di 6 lingkungan di Kelurahan Sari Rejo
tersebut.
“Kami sudah puluhan tahun bertempat
tinggal di Sari Rejo ini dengan status penggarap, yang oleh Mahkamah
Agung sudah dimenangkan untuk memiliki hak milik terhadap tanah. Kami
sedang memperjuangkan perubahan dari penggarap menjadi pemilik. Kami
ingin diberikan kemudahan dalam pengurusan surat hak milik atau Prona”
kata Pahala Napitupulu.
Namun, menurut Pahala Napitupulu, dalam
proses yang sedang berjalan itulah, muncul permasalahan baru dimana
pihak TNI-AU hendak melakukan pengosongan lahan yang sudah menjadi
tempat tinggal warga.
Upaya pihak TNI-AU itu, tidak dapat
diterima warga begitu saja, sehingga ada perlawanan, yang mengakibatkan
terjadinya penganiayaan. Bahkan ada seorang bocah laki-laki mengalami
tindakan yang tidak terpuji dari oknum TNI-AU, dan sebagian harus
mendapat perawatan.
“Penganiayaan terhadap warga, sangat
tidak manusiawi. Bahkan, kami ada menemukan beberapa selongsongan
peluru, dan seorang warga ada yang tertembak di kaki kiri bagian
belakang,” kata Pahala Napitupulu sembari memperkenalkan 4 perwakilan
dari para korban penganiayaan tersebut.
Pahala Napitupulu mengungkapkan, para
warga mengharapkan anggota Komisi I dapat mengawal proses penganiayaan
secara hukum korban penyerangan TNI-AU Soewondo Medan pada tanggal 15
Agustus 2016 terhadap masyarakat Sari Rejo.
“Kami menginginkan oknum-oknum TNI-AU
yang melakukan penganiayaan itu, ditangkap dan diberikan hukuman
sepadan,” kata Pahala Napitupulu.
Sumber : http://www.suaranusantara.com
0 Response to "Marinus Gea Anggota Komisi I DPR-RI Beri Semangat Warga Sari Rejo"
Post a Comment