Jakarta - Panti Asuhan 'Shohibul Istiqomah' di Rawajati, Jakarta Selatan, kini rata dengan tanah. Anak-anak penghuni panti sedih tidak bisa sekolah.
Pengurus Yayasan Shohibul Istiqomah dan anak-anak panti masih sibuk mengurus segala macam keperluan untuk pindah tempat di Cililitan, Jakarta Timur. Mereka menolak direlokasi ke Rusun Marunda, Jakarta Utara, lantaran tempatnya yang terlalu sempit dan jauh.
"Nggak pada sekolah dua hari, saya minta izin libur untuk ngerapihin, namanya pakaian berantakan. Sekarang pindah di Cililitan, sudah ada tempat untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Mau nggak mau dengan keadaan belum sempurna," kata Suyasi (60) seorang pengurus yayasan di lokasi penggusuran, Rawajati, Jakarta Selatan, Jumat (2/9/2016).
Dia menceritakan para pengurus yayasan sebenarnya sepakat pindah dari Rawajati setelah mendapat surat perintah (SP) soal penertiban ini karena bangunan berdiri di lahan hijau. Niat mereka sempat ditahan warga Rawajati yang mengatakan lokasi tersebut tidak akan digusur.
Tetapi apa daya, penggusuran tetap jalan terus dan dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meskipun KPUD DKI Jakarta melarang dilakukan penggusuran menjelang Pilgub DKI 2017 nanti. Ahok mengaku penggusuran ini untuk menegakkan aturan dan bukan perpatokan pada pemilihan gubernur nanti.
Kini, lanjut Suyasi, Yayasan Shohibul Istiqomah akan menempati lokasi baru yang seluas 638 meter persegi. Namun, kata dia, lokasi tersebut rawan banjir. "Kami harapkan tahun ini nggak (banjir). kalau yang di sini (Rawajati) luasnya cuma 120 meter persegi," ujar Suyasi.
Menurut dia, pihaknya sangat mengharapkan uluran tangan para dermawan mulai dari sembako hingga ongkos operasional anak-anak penghuni panti ke sekolah nantinya.
"Butuh banget sekarang kayak sembako. Operasional pakai ongkos (ke sekolah). SD Rp 5.000, SMP Rp 15.000, SMA Rp 20.000. Bus sekolah nggak masuk ke sana. Ada 30 orang anak (yang sekolah). Kami bukan nangis lagi, termasuk menjerit (atas kondisi ini)," kata dia menceritakan kondisi yang dialami penghuni panti.
Ketika ditanya mengenai urusan makanan, Suyasi menjawab penghuni panti dibelikan nasi bungkus. "Belum bisa masak, kompor masih berantakan. Tadi pagi, beli nasi uduk Rp 150 ribu," kata Suyasi.
Para penghuni panti nantinya akan pindah ke lokasi baru dengan mobil bantuan dari Dinas Sosial. Selain itu, mereka menyewa mobil pick up seharga Rp 600 ribu.
Sumber : http://news.detik.com
0 Response to "Ini Cerita Anak-anak Panti Asuhan di Rawajati Setelah Digusur"
Post a Comment