Membandingkan Hasil Survei Foke vs Jokowi dan Ahok vs Risma Jelang Pilgub


Jakarta - Sama seperti saat ini, jelang Pilgub DKI tahun 2012 silam juga diramaikan berbagai survei. Kala itu calon incumbent Fauzi Bowo (Foke) diramalkan bakal menang satu putaran. Namun sang penantang dari luar daerah, Wali Kota Solo Jokowi, kala itu bisa membalikkan hasil survei dengan memenangkan Pilgub DKI. Jokowi-Ahok kala itu jadi fenomena sampai kemudian Jokowi melanjutkan langkah ke RI-1.

Hasil survei yang mirip juga terjadi saat ini, di mana cagub DKI incumbent Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang didukung tiga parpol yakni Hanura, NasDem, dan Golkar, selalu memenangi survei. Lagi-lagi kader potensial PDIP yang diisukan santer akan diusung ke Pilgub DKI, kali ini Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, disurvei kurang oke elektabilitasnya, meski secara prestasi sudah banyak yang mengakui.

Simak perbandingan hasil survei jelang Pilgub DKI 2012 dan jelang Pilgub DKI 2017 yang makin ramai saat ini.

Jelang Pilgub DKI 2012

Menjelang Pilgub DKI 2012 yang dilaksanakan bulan Juli 2012, sejumlah lembaga survei melakukan survei elektabilitas cagub. Kala itu banyak yang meramalkan Fauzi Bowo yang berpasangan dengan Nacrowi Ramli yang diusung PD dan koalisinya bakal menang satu putaran.

Salah satu lembaga survei yang melakukan survei adalah Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Survei LSI yang dilakukan tanggal 26 Maret-1 April 2012 menunjukkan elektabilitas Foke-Nara mencapai 49,1%, alias butuh dua persen lagi untuk menang satu putaran.

Kepada responden, LSI menanyakan pilihan terhadap enam pasangan bakal cagub dan cawagub bila pemungutan suara dilakukan saat itu juga ketika pengumpulan data dilakukan. Di posisi kedua, terpaut sangat jauh, pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendapat 14,4 persen suara, disusul pasangan Hidayat Nur Wahid-Didik Rachbini dengan 8,3 persen suara.

Selain itu, LSI juga merilis empat alasan mengapa Foke, calon incumbent, masih unggul untuk bersaing di Pilkada DKI. Pertama, Foke paling dikenal pemilih (98,4 pesen). Kedua, Foke paling disukai (79,1 persen). Ketiga, sebanyak 53,4 persen dari total responden mengaku puas dengan kinerja Foke.

Hasil tersebut benar-benar mirip dengan situasi saat ini di mana Ahok menjadi cagub DKI paling populer, juga paling disukai. Tingkat kepuasan terhadap Ahok juga di berbagai survei sangat tinggi.

Namun hasil Pilgub DKI 2017 berkata lain, Jokowi-Ahok yang diusung PDIP, Gerindra, dan koalisinya menang di putaran kedua dengan perolehan suara 53,82% mengalahkan Foke-Nara yang mendapatkan 46,18% suara.

Jelang Pilgub DKI 2017

Situasi survei menejalang Pilgub DKI 2017 juga mirip dengan menjelang Pilgub 2017 silam. Cagub DKI incumbent Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memuncaki semua survei, bahkan banyak yang menempatkan elektabilitas Ahok di atas 50 persen. Sementara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang banyak disurvei sebagai lawan berat buat Ahok hanya mendapat sedikit simpati warga Jakarta.

Salah satu lembaga yang melakukan survei adalah Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) juga melakukan survei semi terbuka terhadap sejumlah nama bakal cagub DKI. Tiga nama teratas diduduki oleh Ahok, Yusril Ihza Mahendra, dan Tri Rismaharini.

Hasil survei semi terbuka menunjukkan elektabilitas Ahok mencapai 53,4%, disusul Yusril Ihza Mahendra (10,4%), dan diikuti Tri Rismaharini yang hanya meraih (5,7%). Hasil ini agak berbeda dengan hasil survei top of mind yang Ahok hanya mendapatkan elektabilitas 36,6%, dan mayoritas warga DKI belum mengambil keputusan.

Survei ini dilakukan pada kisaran 24-29 Juni 2016 untuk mengetahui penilaian publik terhadap para cagub DKI. Jumlah sampel acak survei ini sebanyak 820 orang, dipilih dengan metode multistage random sampling, dengan margin of error diperkirakan sebesar 3,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Responden terpilih diwawancara lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah terlatih.

Namun demikian meski dari segi elektabilitas masih rendah di survei tersebut, ternyata menurut pandangan para pakar Risma keunggulan dibandikang Ahok di bidang governability, leadership, dan integritas moral. Meski Ahok juga unggul dalam beberapa bidang seperti intelektualitas, visioner, dan kemampuan politik. Skor akhir kapabilitas keduanya terpaut sangat tipis yakni sebagai berikut:

Skor total kapabilitas

Basuki T Purnama: 7,87%
Tri Rismaharini: 7,77%
Ridwan Kamil: 7,74%
Sandiaga Uno: 6,14%
Djarot Saiful Hidayat: 6,03%
Suyoto: 5,91%
Yoyok Riyo Sudibyo: 5,83%
Sjafrie Sjamsoeddin: 5,60%
Yusril Ihza Mahendra: 5,43%

Hal tersebut adalah hasil penelitian laboritorium Psikologi Politik Universitas Indonesia pimpinan Hamdi Muluk. Penilitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu focus group discussion (FGD) dan survei opinion leader. Tahap pertama adalah FGD. Dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2016 dengan 5 orang narasumber yang berasal dari pakar psikologi politik, pakar tata kota dan transparansi, pakar ekonomi, pakar politik, dan jurnalis. FGD ini bertujuan untuk menentukan aspek-aspek penilaian dan nama kandidat yang akan dinilai oleh para pakar di survei opinion leader. Nama kandidat dipilih berdasarkan prestasi dan jejak rekam yang baik serta dipilih juga nama-naa yang telah mendeklarasikan diri untuk menjadi calon Gubernur DKI Jakarta 2017.

Tahap selanjutnya adalah survei opinion leader. Para pemimpin ini bukan orang yang mudah diakses atau dilakukan penilaian kepribadian secara tatap muka langsung. Maka dilakukan penilaian jarak jauh oleh para pakar, dengan memberikan 25 indikator penilaian yang mengukur 2 dimensi (kapabilitas dan karakter persolan), yang terbagi menjadi 8 aspek untuk dinilai. Survei dilakukan melalui proses expert judgement dari pakar yang telah dilakukan pada rentang waktu 13 Juni-28 Juli 2016.

"Kita mewawancarai 215 orang responden, dirandom dari 250 orang yang ada di database Laboratorium Psikologi Politik UI, di antaranya itu 37% gelar doktor dan 29% gelar profesor," ujar Ketua Laboratorium Psikologi Politik UI, Hamdi Muluk, dalam konferensi pers hasil penelitian di Restoran Madame Ching di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (1/8/2016).

Lalu apakah Risma yang memiliki kemampuan lebih baik di bidang pemerintahan, kepemimpinan, dan integritas moral mampu membalikkan hasil survei jika jadi maju Pilgub DKI?

Sumber : http://news.detik.com

Berlangganan Berita Terbaru:

2 Responses to "Membandingkan Hasil Survei Foke vs Jokowi dan Ahok vs Risma Jelang Pilgub"

  1. Mungkin saya mendukung ahok untuk jakarta di tahun yang akan datang, ahok banyak menginspirasi orang

    Bandar Ceme
    Agen IDN Poker
    IDN Poker

    ReplyDelete

Sumber Lain