Ditahan Saat Transit, Suryo Prabowo Masuk Daftar Hitam Singapura


Changi - Mantan Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia (TNI), Letjen (Purn) Johannes Suryo Prabowo mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan saat melakukan transit di Bandara Changi, Singapura, Rabu (17/7). Tepat pada HUT RI ke 71 tahun, mantan panglima Kodam Jaya tersebut masuk daftar hitam di kantor imigrasi Singapura.

"Saya ini ternyata orang yang di-BLACKLIST Pemerintah Singapore (imigrasi) dengan alasan yang TIDAK JELAS," keluh Suryo melalui akun sosial media miliknya, Jumat (19/8).

Dia menerangkan awal mula kejadian saat dirinya masuk daftar hitam di Singapura. Pada saat itu, Rabu (17/8), dirinya transit untuk kembali ke Jakarta dan mengikuti acara 17an di kampung halamannya. Namun pada pukul 05.20 waktu setempat, dia dihampiri petugas imigrasi Singapura.

"Saya transit di Singapore kemudian keluar terminal untuk mengambil bagasi, karena saya pindah pesawat untuk kembali ke Jakarta untuk mengikuti acara 17an di kampung saya. Di imigrasi ternyata nama saya ada di daftar BLACKLIST, lalu saya diinterview panjang lebar selama 1 jam-an tentang 'riwayat hidup' saya dan dipertanyakan hubungan saya dengan orang yang tidak saya kenal bernama Indra M (?)," papar Suryo kepada para pembaca akun media sosial miliknya.

Akibat insiden yang membuatnya kesal tersebut, dia berpesan kepada teman-temannya di media sosial untuk berhenti mengikutinya agar tidak termasuk ke dalam daftar hitam seperti dirinya.

"O ya ... Kalau mau enggak di-blacklist seperti saya, teman-teman fb supaya unfollow saya. DIRGAHAYU INDONESIA," pungkas Suryo.

Sumber :  http://www.merdeka.com
Sebuah bendera raksasa merah putih berukuran 120 meter X 80 Meter di bentangkan di lapangan sepakbola Skofro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Papua. Jika pada tanggal 1 Mei Kemarin, semua daerah di seluruh pelosok Indonesia memperingati Hari buruh Nasional (May Day), hal berbeda dengan warga Papua. Ya, 1 Mei adalah tanggal sakral dimana pada tahun 1963 Papua kembali ke Pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesaia (NKRI). Keinginan warga Papua untuk berpisah dari NKRI bukan berita baru, semenjak dahulu Papua dikenal sebagai pulau paling kaya di jagat dunia, tapi sejarah orang-orang Papua begitu suram dan kelam, sampai-sampai penyanyi Edo Kondolangit menyanyikan nestapa kaum Papua dengan lirik lagunya yang terkenal “Kami tidur di atas emas, berenang di atas minyak, tapi bukan kami punya. Kami hanya menjual buah-buah pinang.” Baca juga Semenjak naiknya Jokowi menjadi Presiden RI, sepertinya keinginan Papua untuk berpisah dari NKRI semakin hari semakin menipis, bahkan di tahun pertamanya saja, Presiden Jokowi sudah mengunjungi Papua sebanyak empat kali dan berkomitmen penuh untuk membangun Papua sebagai daerah prioritas dalam pembangunan infrastruktur seperti Jalan Trans Papua, Kereta Api, Pelabuhan, bandara, dan lain sebagainya.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/asepbahtiar/merinding-hanya-di-era-jokowi-papua-nyatakan-setia-pada-nkri_57275714927a61f40981f09c
Sebuah bendera raksasa merah putih berukuran 120 meter X 80 Meter di bentangkan di lapangan sepakbola Skofro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Papua. Jika pada tanggal 1 Mei Kemarin, semua daerah di seluruh pelosok Indonesia memperingati Hari buruh Nasional (May Day), hal berbeda dengan warga Papua. Ya, 1 Mei adalah tanggal sakral dimana pada tahun 1963 Papua kembali ke Pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesaia (NKRI). Keinginan warga Papua untuk berpisah dari NKRI bukan berita baru, semenjak dahulu Papua dikenal sebagai pulau paling kaya di jagat dunia, tapi sejarah orang-orang Papua begitu suram dan kelam, sampai-sampai penyanyi Edo Kondolangit menyanyikan nestapa kaum Papua dengan lirik lagunya yang terkenal “Kami tidur di atas emas, berenang di atas minyak, tapi bukan kami punya. Kami hanya menjual buah-buah pinang.” Baca juga Semenjak naiknya Jokowi menjadi Presiden RI, sepertinya keinginan Papua untuk berpisah dari NKRI semakin hari semakin menipis, bahkan di tahun pertamanya saja, Presiden Jokowi sudah mengunjungi Papua sebanyak empat kali dan berkomitmen penuh untuk membangun Papua sebagai daerah prioritas dalam pembangunan infrastruktur seperti Jalan Trans Papua, Kereta Api, Pelabuhan, bandara, dan lain sebagainya.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/asepbahtiar/merinding-hanya-di-era-jokowi-papua-nyatakan-setia-pada-nkri_57275714927a61f40981f09c

Berlangganan Berita Terbaru:

0 Response to "Ditahan Saat Transit, Suryo Prabowo Masuk Daftar Hitam Singapura"

Post a Comment

Sumber Lain