Ahok menjamin banjir di Jakarta Selatan surut dalam hitungan jam


Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjamin banjir di Jakarta Selatan surut dalam hitungan jam. Namun ketika banjir hebat melanda Kemang, Jakarta Selatan, Ahok menghadapi batu sandungan.

Banjir hebat melanda Kemang pada Sabtu 27 Agustus 2016 malam. Sejumlah rumah dan mobil terendam. Banjir diakibatkan karena meluapnya Kali Krukut. Banjir mulai surut pada Minggu 28 Agustus pagi hari.

Ahok lalu mencari solusi mengatasi banjir, salah satunya melakukan normalisasi sungai. Bangunan-bangunan di bibir kali Krukut, Kemang, seharusnya ditertibkan. Padahal, kata Ahok, wilayah Kemang semestinya menjadi daerah resapan air.

Ahok bertambah heran ternyata bangunan-bangunan di bantaran sungai mengantongi sertifikat. Ahok pun siap membeli lahan di bantaran kali tersebut asalkan dengan harga pasar.

Berikut 4 benturan penyelesaian banjir Kemang:


Ahok menawarkan sejumlah opsi untuk merobohkan bangunan-bangunan di bantaran Kali Krukut, Kemang, Jakarta Selatan.

"Kalau dia enggak mau jual pakai harga appraisal, saya sudah perintahkan tadi pagi, konsinyasi saja di pengadilan. Sita udah," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (29/8/2016).

Konsinyasi adalah mekanisme menjual barang dengan harga dan syarat yang disetujui kedua belah pihak, namun barangnya dititipkan oleh pihak lain, dalam hal ini pengadilan negeri. Lahan itu memang perlu dibebaskan demi Kemang yang bebas banjir. Namun bila pemilik lahan tak mau menjual lahannya ke Pemprov DKI, maka Pemprov DKI mau tak mau harus menyitanya.

"Kalau enggak begitu, enggak jalan dong (normalisasi sungai)," kata Ahok.

Dinas Tata Air DKI Jakarta dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) akan mengurusi hal ini. Ahok telah merapatkan hal ini dengan dua instansi tersebut. "Kalau kamu enggak mau jual, saya minta pengadilan negeri menetapkan ini konsinyasi. Kalau dia tetapkan, uangnya saya titip di pengadilan. Saya sita tanah kamu," tutur Ahok.

Mekanisme penyitaan model seperti itu, kata Ahok, diatur dalam Undang-undang tentang Pengadaan Tanah. Pemilik lahan bahkan bisa menual lahannya dengan harga pasar. Barulah bila mentok tak bisa, maka penyitaan dilakukan. "Kalau gua (saya) butuh beli tanah ini dan enggak bisa tempat lain lagi, saya minta kamu jual ke saya, harga pasar," kata Ahok.

Namun demikian, langkah ini tak akan cepat-cepat dilakukan tahun ini. Ahok menyatakan sedang menyusun langkahnya. Apalagi anggarannya juga belum siap. "Ya kan duitnya belum ada. Saya juga minta swasta ikut bayar," kata Ahok.


Ahok menilai permasalahan banjir di wilayah Jakarta Selatan saat ini lebih besar. Sebab, banyak bangunan yang berdiri tepat di bibir kali.

"Jakarta Selatan masalah lebih besar. Semua daerah aliran sungai dan lembah bisa ada SHM (Sertifikat Hak Milik). Lihat saja, banyak rumah yang temboknya samping kali dan sungai," kata Ahok lewat pesan singkat kepada detikcom, Minggu (28/8/2016).

Ahok heran dengan adanya sertifikat hak milik rumah warga di sisi Sungai Krukut, Kemang, Jakarta Selatan. Menurut Ahok semestinya wilayah Kemang menjadi daerah resapan air.

"Saya menyayangkan kenapa Kemang yang harusnya daerah resapan air kok bisa keluar kajian-kajian boleh bangun? (Kalau) tahu saya kan, saya langsung tolak walaupun (ada) kajian boleh ada yang mau bangun apartemen 2 hektare, saya langsung tolak," kata Ahok usai hadiri acara Silaturahim Ikatan Keluarga Masyarakat Belitong di Kompleks Manggala Wanabhakti Kementerian LHK, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (28/8/2016).

Ahok mengaku sebetulnya sejak lama ingin melarang perizinan itu. Tetapi dia terbentur oleh terbitnya sertifikat.

"Gini, solusinya kita beli tanah aja. Kita enggak mungkin ganggu orang yang sudah punya izin, itu ada kajian-kajian susah berdebat karena secara ilmiah ... (mereka) jual ke harga pasar enggak mau lagi. Ya kalau kita prinsipnya sederhana, kalau izinnya masuk akal tapi daerahnya berbahaya kita tolak aja. Tapi kan dari dulu-dulu enggak bisa kita," ucap Ahok.

"Semua benar. Jadi semua sertifikat, IMB (Izin Mendirikan Bangunan), mereka benar semua. Pertanyaan kita, (sertifikat untuk lahan di bantaran sungai) kok dikasih begitu loh?" kata Ahok.

Apakah pengembang akan diberikan sanksi?"Kita enggak bisa kasih sanksi apa-apa kecuali kita temukan ada janji dia yang belum dia lakukan. Kita harus paksa dia lakukan," jawab Ahok.


Ahok mengatakan wilayah Jakarta Selatan jika hujan deras pasti kebanjiran. Karena menurutnya normalisasi kali belum selesai, seperti Kali Krukut.

Dirinya mengatakan, Pemprov DKI Jakarta masih berupaya untuk mengatasi banjir dengan melakukan normalisasi sungai. Salah satu caranya dengan pengerukan kali dan penertiban permukiman di bantaran kali. "Makanya kalau saya mindahin orang, normalisasi sungai, jangan marahi saya dong," ucap Ahok.

Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan sebelumnya juga telah angkat bicara soal banjir di kawasan Jakarta Selatan. Kemang bisa kebanjiran menurut dia karena normalisasi Kali Krukut belum maksimal.

Kepala Dinas Tata Air Teguh Hendarwan, selaku yang berkepentingan menormalisasi sungai, menyatakan saat ini anggaran untuk pembebasan lahan sebesar Rp 660 miliar dan direncanakan akan terserap sempurna pada bulan September. Rencananya, Ahok akan menambah duit pembebasan lahan lagi untuk APBD Perubahan 2016. Nominalnya Rp 1,5 miliar, agar Pemprov DKI bisa membeli lahan demi normalisasi sungai.

"Pak Gubernur mau nambah lagi, Rp 1,5 triliun untuk Dinas Tata Air akan dikasih di APBD P," kata Teguh.

Pembebasan lahan di kawasan bantaran Kali Krukut, Kemang, Jakarta Selatan, diprediksinya tak akan dikerjakan tahun ini, melainkan tahun depan. Kini yang dilakukan Pemprov DKI adalah inventarisasi. Setelah itu, gubernur perlu membikin Surat Keputusan untuk pembebasan lahan. "Yang jelas di sana banyak hotel, penuh kawasan permukiman elite, kemudian jadi apartemen," kata Teguh. 


Sebenarnya sudah ada solusi berupa bak tampungan yang dibikin pihak pengembang Kemang Village. Namun itu tak efektif mengatasi banjir.

"Karena lembah kan sudah dibuat Kemang Village juga. Dia bikin ada bak tampungan," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (29/8/2016).

Namun demikian, bak tampungan itu tak bisa meresapkan air ke bawah permukaan tanah. Inilah yang dimaksud Ahok bahwa bak tampungan ini tak bisa maksimal mengatasi banjir di Kemang.

"Bak tampungan bisa enggak menggantikan air? Enggak bisa dong. Kalau lembah kan berbeda dengan bak tampungan. Kalau bak tampungan itu kedatangan sekian air maka (volume air yang tertampung) ya sekian itu, tidak ada resapan ke bawah. Itu yang masalah," kata Ahok.

Idealnya, perlu ada waduk di situ. Namun Ahok tak bisa langsung membongkar lahan Kemang Village untuk dibangun menjadi waduk. Soalnya, bangunan ini mengantongi sertifikat sejak dahulu.

"Kita enggak mungkin bongkar. Hak milik semua. Ini kan kejadian-kejadian dulu yang berusaha kami perbaiki," kata dia.

Sumber :  http://news.detik.com

Berlangganan Berita Terbaru:

0 Response to "Ahok menjamin banjir di Jakarta Selatan surut dalam hitungan jam"

Post a Comment

Sumber Lain