JAKARTA - Di tengah wacana rencana
pemerintah menetapkan 1 Juni menjadi Hari Lahir Pancasila, Presiden
keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan pendapatnya
terkait hal itu.
Menurut SBY, pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 menjadi tonggak sejarah dan perubahan negeri ini. "1 Juni 1945, Bung Karno sampaikan pidato brilian yang jadi tonggak sejarah dan 'game changer' bagi perjalanan bangsa Indonesia," tulis SBY melalui akun Twitternya, @SBYudhoyono, Selasa (31/5/2016).
Menurut SBY, pidato Bung Karno ketika itu sarat dengan nilai ideologi, falsafah, jati diri bangsa, visi dan dasar-dasar Indonesia Merdeka. "Itulah Pancasila," tulis SBY.
Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu berpendapat bangsa Indonesia harus bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Bung Karno yang menjadikan Pancasila sebagai dasar negara.
Menurut dia, tugas generasi bangsa ke depan adalah membuat Pancasila tetap relevan dan mampu menjawab berbagai tantangan bangsa.
SBY berharap Pancasila bukan hanya menjadi pemersatu bangsa di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks. "Tetapi juga harus bikin bangsa ini maju."
Menurut dia, jangan ajarkan Pancasila secara dogmatik, doktriner, dan hanya berorientasi masa lampau. "Aktualisasikan Pancasila sepanjang masa," tulis SBY.
SBY mengatakan, Pancasila adalah alternatif dan "jalan ketiga" dari dua ideologi yang saling berhadapan, yakni komunisme dan kapitalisme.
Menurut dia, dunia mengalami koreksi besar selama tiga dekade. Komunisme ternyata tak bisa hadirkan kemakmuran bangsa. Kapitalisme dan pasar bebas juga membuat terkurasnya sumber-sumber kehidupan, rusaknya lingkungan dam meningkatnya ketimpangan.
"Dunia harus bertransformasi menuju 'ekonomi berkeadilan, berkelanjutan'. Sustainable growth with equity. Inilah jiwa dan nafas Pancasila," tulis SBY.
Menurut SBY, pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 menjadi tonggak sejarah dan perubahan negeri ini. "1 Juni 1945, Bung Karno sampaikan pidato brilian yang jadi tonggak sejarah dan 'game changer' bagi perjalanan bangsa Indonesia," tulis SBY melalui akun Twitternya, @SBYudhoyono, Selasa (31/5/2016).
Menurut SBY, pidato Bung Karno ketika itu sarat dengan nilai ideologi, falsafah, jati diri bangsa, visi dan dasar-dasar Indonesia Merdeka. "Itulah Pancasila," tulis SBY.
Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu berpendapat bangsa Indonesia harus bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Bung Karno yang menjadikan Pancasila sebagai dasar negara.
Menurut dia, tugas generasi bangsa ke depan adalah membuat Pancasila tetap relevan dan mampu menjawab berbagai tantangan bangsa.
SBY berharap Pancasila bukan hanya menjadi pemersatu bangsa di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks. "Tetapi juga harus bikin bangsa ini maju."
Menurut dia, jangan ajarkan Pancasila secara dogmatik, doktriner, dan hanya berorientasi masa lampau. "Aktualisasikan Pancasila sepanjang masa," tulis SBY.
SBY mengatakan, Pancasila adalah alternatif dan "jalan ketiga" dari dua ideologi yang saling berhadapan, yakni komunisme dan kapitalisme.
Menurut dia, dunia mengalami koreksi besar selama tiga dekade. Komunisme ternyata tak bisa hadirkan kemakmuran bangsa. Kapitalisme dan pasar bebas juga membuat terkurasnya sumber-sumber kehidupan, rusaknya lingkungan dam meningkatnya ketimpangan.
"Dunia harus bertransformasi menuju 'ekonomi berkeadilan, berkelanjutan'. Sustainable growth with equity. Inilah jiwa dan nafas Pancasila," tulis SBY.
Sumber: http://nasional.sindonews.com
0 Response to "SBY: Indonesia Harus Berterima Kasih ke Bung Karno"
Post a Comment