Masjid Kampus Dikuasai Kelompok Tertentu, Rektor ISI Orasi Tolak Ormas


Jogyakarta - Sudah lazim di masjid di kampus-kampus dikuasai ormas atau kelompok tertentu. Dan biasanya pihak kampus diam saja, tetapi ini berbeda dengan yang terjadi di kampus Institus Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Seluruh civitas akademika turun dan melakukan orasi menolak ormas masuk ke kampus dan menguasai masjid.

"Melarang keberadaan organisasi kemasyarakatan dan partai politik apapun di kampus ISI Yogyakarta," seru Prof Dr M Agus Burhan M Hum.

Hal ini disampaikan Burhan di atas panggung aksi yang diikuti ratusan mahasiswa dan alumni di depan Gedung Rektorat ISI, Jalan Parangtritis, Bantul, Jumat (17/6/2016).

Kedua, Burhan menyerukan, pihaknya melarang kegiatan ormas dan parpol maupun penyebaran ideologinya yang bertentangan dengan visi dan misi ISI Yogyakarta.

"Ketiga, ISI Yogyakarta menjadi pelopor perguruan tinggi seni nasional yang unggul, kreatif, dan inovatif berdasarkan Pancasila," kata Burhan.

Selanjutnya, pihak rektorat menyiapkan SK Rektor yang isinya sama dengan deklarasi yang disampaikan di atas.

"Setelah SK Rektor terbit yang isinya seperti yang tadi saya seklarasikan tadi, tentu nanti diikuti sosialisasi oleh setiap unit," imbuhnya.


Tak hanya itu, pihaknya juga telah mengubah stuktur Masjid Al-Mukhtar yang berada di dalam kampus ISI Yogyakarta. Hal ini dilakukan karena selama ini terjadi dominasi oleh kelompok tertentu dalam kegiatan masjid kampus.

"Sehingga masjid itu bisa menjdi fasilitas ibadah untuk seluruh civitas akademika ISI Yogyakarta secara netral," imbuh Burhan.

Burhan tak membantah ada beberapa dosennya yang menjadi anggota kelompok ormas tersebut. Dosen-dosen tersebut, bahkan menolak mengampu mata kuliah tertentu.

"Ada beberapa mata kuliah yang sudah tidak mau mengampu, misalnya menggambar manusia," tuturnya.

Untuk dosen-dosen tersebut, Burhan telah menyiapkan sejumlah langkah penanganan. Di antaranya tindakan disiplin dan dibina.

"Sesuai dengan UU Guru dan Dosen. Sudah sangat lengkap di sana," ujar Burhan.

Burhan menegaskan, payung hukum berupa SK Rektor dibutuhkan karena kondisi ini sudah mempengaruhi aktivitas akademika ISI Yogyakarta. Ditambah lagi, kurikulum ISI sifatnya kreatif dan inovatif.

Sehingga jika tidak berada di jalur yang benar dalam pengembangan kurikulum akibat masuknya ideologi ormas tersebut, sebagai perguruan seni tentu ISI tidak bisa mengembangkan diri secara bebas.

"Semua ormas dan organisasi politik memang tidak diperbolehkan di kampus. Tidak boleh berkegiatan apalagi menyebabkan ideologinya di kampus," tegas Burhan.

Sumber : http://news.detik.com


Berlangganan Berita Terbaru:

0 Response to "Masjid Kampus Dikuasai Kelompok Tertentu, Rektor ISI Orasi Tolak Ormas"

Post a Comment

Sumber Lain