Yohana Yembise: "Nyawa Ganti Nyawa", Kepada Pelaku Kekerasan Seksual Anak



Kulihat Ibu Pertiwi sedang bersusah hati. Air matamu berlinang, mas intanmu terkenang. Hutan, gunung, sawah, lautan, simpanan kekayaan. Kini ibu sedang susah, merintih dan berdoa.

Nyanyian itu disuarakan kaum perempuan yang berdemonstrasi di depan Istana Negara, Rabu (04/05) sore. Ada yang menitikkan air mata dan ada pula yang menyanyi sambil menundukkan kepala.

Unjuk rasa bertajuk ‘Bunyikan Tanda Bahaya’ itu digelar merespons kasus kematian seorang siswi SMP di Bengkulu yang diduga diperkosa dan dianiaya oleh 14 pemuda pada 2 April lalu.

Dalam unjuk rasa tersebut, para demonstran meminta pemerintahan Presiden Joko Widodo bersikap tegas menangani kasus kekerasan seksual.

Seruan itu mendapat sambutan pemerintah.

Beberapa ratus meter dari lokasi demonstrasi, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise menyerukan hukuman berat terhadap para pelaku.

“Sebenarnya kalau sampai saya lihat anak meninggal itu, nilai anak itu sama dengan mereka. Nyawa dengan nyawa. Jadi kalau sampai mati ya, sebenarnya harus dibunuh semua pelaku itu,” ujar Yohana kepada wartawan.

Guna memutuskan apakah hukuman mati, kebiri, atau penjara seumur hidup bagi pelaku kekerasan terhadap anak dapat dimasukkan ke Undang-undang 35 tahun 2014 tentang Perlindungan
 Anak,Yohana mengaku akan mengadakan rapat pekan ini atau pekan depan.

Pada Oktober 2015, pemerintah telah melontarkan wacana hukuman kebiri terhadap pelaku kekerasan seksual melalui peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu).


Sumber: http://www.bbc.com

Berlangganan Berita Terbaru:

0 Response to "Yohana Yembise: "Nyawa Ganti Nyawa", Kepada Pelaku Kekerasan Seksual Anak"

Post a Comment

Sumber Lain