Wapres JK Akui Ada yang Permainkan Harga Beras


JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) mengakui ada oknum yang memainkan harga beras di 
masyarakat, sehingga membuat harganya melonjak. Kenaikan harga beras juga disebabkan tersendatnya produksi dan pendistribusian.

"Ada yang main harga pasti, tapi tidak sejahat yang kita dengar. Masalah timbul dari tingkat produksi dan logistik itu harus dipahami sebelum kita salahkan orang lain," ujarnya di Jakarta, Selasa (10/5/2016).

Namun, kata dia, melesatnya harga bahan pokok tersebut bukan selalu akibat ulah para pedagang karena mereka diyakini tidak memiliki gudang besar untuk melakukan penimbunan. "Jadi, jangan berpikir pedagang itu mafia karena beras tidak bisa disimpan lebih dari setahun dan tidak ada yang punya gudang besar untuk itu seperti Bulog," jelas JK.

Menurutnya, permainan harga beras sebenarnya sulit dilakukan karena mudah dilihat bentuk fisiknya dan harganya tergolong murah. "Beda dengan barang yang tidak mudah dilihat, seperti saham bisa spekulasi dan barang mahal tapi beras enggak mudah dispekulasi karena mudah dilihat," terang dia.

Dalam kesempatan tersebut, JK juga menyebutkan bahwa beras tidak pernah merangkak naik saat jelang Lebaran karena masyarakat mengurangi konsumsi. Masyarakat tidak mengkonsumsi beras dalam jumlah besar ketika puasa sehingga suplai dan permintaan tetap seimbang.

"Kalau Lebaran itu beras enggak pernah ada masalah karena puasa 31 hari, Anda makan lebih sedikit. Makan tiga hari jadi dua atau satu hari, jadi enggak pernah kejadian Lebaran, enggak ada masalah beras," ujarnya.

Dia mengatakan, yang jadi permasalahan utama komoditas jelang Lebaran yaitu meroketnya harga yang secara tiba-tiba dengan jumlah permintaan yang naik pesat. "Yang ada masalah itu bahan pangan yang tiba-tiba semua orang yang pakai itu tapi enggak bisa naikan suplai. Misalnya ayam, cabai, telur, ayam, ikan," tandasnya. 

Berlangganan Berita Terbaru:

0 Response to "Wapres JK Akui Ada yang Permainkan Harga Beras"

Post a Comment

Sumber Lain