Filipina - Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte mengungkapkan akan menjalin hubungan baik dengan China. Dia juga mengatakan akan membuka pembicaraan langsung dengan pemerintah Beijing mengenai wilayah teritorial yang 'diambil' China di Laut China Selatan.
Duterte bahkan sudah meminta Duta Besar China untuk Filipina untuk bertemu dengan dia yang rencananya akan dilaksanakan hari ini, Senin (16/5). Ini merupakan pertemuan pertama Duterte sejak memenangkan pemilihan umum pekan lalu.
"Ya kita tidak bisa membiarkan hubungan terus-terusan dingin. Namun saya akan menjadi teman dan ramah pada siapa saja," seru 'Donald Trump dari Timur' ini, seperti dilansir dari Channel News Asia.
Hubungan China dengan Filipina belakangan ini memang memanas. Sejak enam tahun dipimpin oleh Benigno Aquino, hubungan kedua negara memasuki titik paling rendah.
Perseteruan dimulai ketika Beijing mencaplok sebagian wilayah Filipina di Laut China Selatan. Negeri Tirai Bambu tersebut tak hanya mengklaim wilayah Filipina saja, Vietnam dan beberapa wilayah negara ASEAN juga diambil oleh mereka.
Untuk memperkuat klaim mereka, China membangun pulau buatan dan menaruh militer mereka di sana. Pada 2012, China juga mengambil kontrol atas Scarborough Shoal, sebuah wilayah kaya ikan di area Zona Ekonomi Eksklusif Filipina.
Duterte, pada kampanyenya sebelum akhirnya terpilih menjadi presiden mengatakan akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat dan Australia jika dia terpilih sebagai Presiden Filipina. Dia mengatakan hal tersebut karena tidak terima dikritik oleh Duta Besar Amerika Serikat dan Australia, mengenai komentarnya tentang pemerkosaan dan pembunuhan terhadap misionaris wanita Australia, Jacqueline Hamill, selama kerusuhan di penjara Davao pada 1989.
Sumber: http://www.merdeka.com
0 Response to "Presiden baru Filipina, musuhi AS namun dekati China"
Post a Comment