Pengangguran di Afrika rela 'jual diri' di jalan demi dapat kerja


AFRIKA- Mirisnya nasib para pencari pekerjaan dirasakan di tiap bagian negara di dunia, tak terkecuali di Johannesburg, Afrika Selatan. Di balik kemegahan saat menjadi tuan rumah piala dunia 2010, kota ini menyimpan kelamnya kelompok muda pencari kerja yang harus 'menjual diri' di tengah jalan berharap ada yang tertarik dan sedang mencari tenaga ahli seperti mereka.

Hal ini mereka lakukan lantaran melamar kerja dengan cara umum sudah tidak lagi efektif.

Pengangguran Afsel 2016 Tingkat pengangguran mencatatkan rekor tertinggi, 26,7 persen sejak tahun 1995, satu tahun usai berakhirnya politik Apartheid. Sejak awal tahun, 300 ribu pekerjaan hilang, dengan krisis terparah menyerang kelompok muda.

"Saya menyerah dalam mencari kerja usai 12 tahun terus berjuang, saya depresi berat," kata Thabiso Molaka, seorang penjual alat pengisi daya ponsel di Hyde Park, seperti diberitakan BBC, Rabu (25/5).

"Saya banting stir jadi pedagang guna menghidupi keluarga," lanjut pria usia 28 tahun yang lulusan Sekolah Menengah Atas harus menempuh beratus kilometer setiap hari menuju Johannesburg.

Diperkirakan krisis pekerjaan di Afrika Selatan mencapai angka 5 juta orang pengangguran, dengan 3,5 juta adalah mereka yang berusia produktif.

Para penganggur usia produktif ini bukan tidak memiliki keahlian atau tidak berpendidikan, banyak juga dari mereka adalah lulusan perguruan tinggi. Seperti dari jurusan teknik seperti elektro, kimia, dan jurusan hebat lainnya.
[ard]
Sumber: http://www.merdeka.com
AV>

Berlangganan Berita Terbaru:

0 Response to "Pengangguran di Afrika rela 'jual diri' di jalan demi dapat kerja"

Post a Comment

Sumber Lain