Cerita Presiden Jokowi ke Diaspora Indonesia di Korsel Soal Persaingan MEA

 Seoul - Presiden Joko Widodo menyapa 1.300 Diaspora Indonesia yang berkumpul di Ballroom Lotte Hotel, Seoul, Korea selatan. Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menjelaskan soal ketatnya persaingan terutama pada Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

"Saya kaget. Biasanya kalau ke negara lain 300 sampai 600 orang, paling banyak 800. Ini sampai 1.300 orang," kata Jokowi mengawali sambutannya dalam pertemuan di Lotte Hotel, Seoul, Korea Selatan, Minggu (15/5/2016).

Tampak mendampingi Presiden Jokowi, Menlu Retno Marsudi dan Duta Besar Indonesia di Korsel, John A Prasetyo. Hadir juga beberapa menteri Kabinet Kerja lain dalam forum tersebut.

Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan persaingan antar negara saat ini sangat ketat sehingga tiap negara beradu strategi. Tidak cukup dengan hanya menyederhanakan pelayanan perijinan, menarik investasi, dan mengatur strategi.

"Tetapi apapun tantangannya. Saya sampaikan kepada birokrasi, menteri, bahwa apapun harus tetap optimis. Menatap di depan lebih baik. Dengan tantangan itu jangan kendor, harus hadapi," tegasnya.

Dengan adanya MEA, lanjut Jokowi, Indonesia bersaing dengan 10 negara. Ia pun sempat bercanda ketika menunjukkan foto 10 kepala negara bergandengan tangan menyilang menandakan persahabatan antar negara.

"Kita bersaing dengan 10 negara. Kalau ketemu dengan kepala negara gandeng-gandengan kita. Tapi dalam batin saya, eh kamu itu pesaing saya. Kawan-ya kawan, pesaing ya pesaing, jangan ternina bobokan. Tiap hari ya kalau ketemu begini di pertemuan bilateral, konferensi, gandengan. Sebenernya teman tapi 'musuh', ya memang harus ngomong seadanya," terang Presiden Jokowi.

Meski demikian, persaingan bukanlah hal yang buruk menurut Presiden. Hal itu dibuktikan oleh beberapa kemajuan misalnya dunia perbankan di Indonesia. Di tahun 1975 bank hanya buka sampai pukul 13.30 karena tidak ada pesaing lainnya, namun kini beda karena sudah banyak bank swasta asing yang masuk Indonesia.

"Dengan ada persaingan itu, pelayanan bagus. Dan paling penting untuk negara, bank pemerintah bisa bersaing dengan luar," tegasnya.
Contoh lain yang sering disampaikan Jokowi adalah perkembangan Pertamina dan Garuda Indonesia. Menurut Presiden, warga Indonesia bisa belajar dengan cepat dan mampu bersaing.

Setelah itu Presiden Jokowi juga menjelaskan soal pemerataan infrastruktur yang sedang dilakukan di Indonesia. Ia menegaskan saat ini pembangunan infrastruktur sudah tidak lagi Java Sentris.

"Dulu di Jawa, infrastruktur selalu di Jawa. Sekarang disebar, tidak  Java Sentris, tapi Indonesia Sentris dan sudah mulai," pungkasnya.

Presiden Jokowi datang ke Korea Selatan untuk memenuhi undangan Presiden Park Geun-hye dan menyapa diaspora di sana. Rencananya besok Senin (16/5) Jokowi akan bertemu dengan 400 petinggi perusahaan di Korea dan asosiasi bisnis.

Dari Seoul, Rabu (18/5) Jokowi dan rombongan akan terbang menuju Sochi, Rusia. Presiden akan kembali ke tanah air pada Jumat (20/5) sore dari Rusia dan diperkirakan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma pada Sabtu (21/5) siang. 


Sumber: https://news.detik.com



Berlangganan Berita Terbaru:

0 Response to "Cerita Presiden Jokowi ke Diaspora Indonesia di Korsel Soal Persaingan MEA"

Post a Comment

Sumber Lain