Cerita Achmad Kalla, Merintis Bisnis Bukaka dari Bengkel Ketok Cileungsi


Poso -Sosok Achmad Kalla memang belum banyak dikenal luas. Namun, kiprah adik kandung dari Wakil Presiden Jusuf Kalla ini dalam kancah bisnis terbilang sukses. Pendiri dari PT Bukaka Tekhnik Utama Tbk, merintis bisnisnya dari bengkel ketok skala kecil di Cileungsi, Kabupaten Bogor.

Bukaka yang dibangunnya pada tahun 1979 ini telah merambah di banyak sektor seperti menara telekomunikasi, jembatan, konstruksi jalan, pengeboran minyak, garbarata, transmisi listrik, dan sektor-sektor teknik umum lainnya. Tak hanya jago kandang, beberapa produk pabrikannya di Cileungsi, memiliki pasar cukup dominan di luar negeri. Sebutlah seperti garbarata yang mejeng di bandara-bandara di luar negeri.

Sebelum lulus dari Fakultas Teknik di Institut Teknologi Bandung (ITB), Achmad mulai membangun bisnisnya di bidang teknik umum, yakni karoseri pembuatan mobil pemadam kebakaran. Terjun ke bengkel umum berawal dari keprihatinan dengan banyaknya ketergantungan pada barang impor.

Saat itu, pria kelahiran 1951 ini heran bagaimana mobil pemadam kebakaran yang bisa dibuat dengan mudah di dalam negeri, namun semuanya diimpor. Tercetuslah ide mendirikan perusahaan karoseri untuk membuat mobil khusus tersebut.

Berikut petikan wawancara detikFinance dengan Achmad Kalla, di PLTA Poso II, pembangkit yang dibangun Bukaka di Sungai Poso, Desa Sulewana, Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, Selasa (17/8/2016).

Awal merintis bisnis mendirikan Bukaka?
Buka usaha sendiri. Bukaka pertama kali bentuknya bengkel las ketok. Bukaka di Cileungsi di gang sana becek, mobil lewat saja susah. Kemudian tanah kita beli, masih atap asbes yang nggak ada dindingnya, kalau hujan kita berhenti kerja karena air masuk.

Saat awal bikin mobil pemadam kebakaran. Jadi mobil pemadam kebakaran kayak bengkel las ketok, atau karoseri. Pertama berdiri 20 orang karyawan, itu tahun 1978 saat belum tamat kuliah, masih tinggal tunggu ujian akhir.


Kenapa memilih fokus membuat mobil pemadam kebakaran?
Ini awalnya sangat sederhana, cerita tahun 1978 itu. Belum lahir Anda. Tahun itu pertama kali mau produksi dalam negeri, waktu itu kita mau produksi mobil pemadam kebakaran, semua impor coba. Semuanya impor, padahal gampang sekali buatnya, kita langsung buat dan laku lah.

Sampai saat itu nggak impor, semua produksi dalam negeri, tapi memang orang saya dulu nyontek macam-macam, nyontek sana-sini bersaing. Dari situ Bukaka buat banyak barang produksi dalam negeri, mulai dari jembatan, macam-macam lah. Segala macam yang dibuat Bukaka untuk dalam negeri pengganti impor, dari situ asalnya.

Dulu sekolah di mana?
ITB jurusan Fisika Teknik, Saya jadi alumni tahun 1979.

Lulus kuliah kenapa tidak lamar jadi karyawan?
Baru 3 bulan lalu saya lihat ijazah saya di ITB. Sejak saya pakai toga, nggak pernah lihat ijazah saya sampai 3 bulan lalu saya baru lihat. Oh ini ijazah saya begitu saya buka lemari, saya taruh di lemari besi nggak pernah saya buka. Artinya saya nggak pernah lamar kerja.

Bapak masih aktif di Bukaka?
Sudah tidak. Soal saham di Bukaka, ada sebagian saham keluarga persisnya PT Haji Kalla di Makassar. Dan yang unik khusus di PLTA ini (PLTA Poso II), 25% sahamnya itu dimiliki yayasan pendidikan. Jadi pemiliknya itu adalah sekolah. Jadi untungnya buat bangun sekolah seperempat dari untung. Sisanya 70% saham keluarga. Bukaka yang urus semua profesional, nggak ada lagi keluarga di situ.

Dulu saham Bukaka sempat bermasalah karena perdagangannya di-suspend Bursa Efek Indonesia?
Sebenarnya tidak aneh-aneh, dulu kita disuspensi atau dikeluarkan dari bursa gara-gara krisis moneter, kita nggak bisa bayar utang. Utangnya dolar, terus penghasilan kita rupiah, yah rugi besar, jadi dikeluarkan. Sekarang kita hanya kembali sajalah. Perusahaan sudah sehat kembali yah kembalikan ke bursa.

Bapak adik dari Pak JK, selalu ada sentimen negatif bisnis Anda dihubungkan dengan Pak JK?
Pasti. Yah mau bagaimana lagi. Susah juga katakan, kita punya bisnis ini dibandingkan (swasta) yang lain malah nggak ada apa-apanya lah. Kan kayak garbarata ekspornya saja jauh lebih gede, 3 dari 1 garbarata dijual ke luar negeri. Kemudian kita buat jembatan salah satu yang paling banyak. Dan yang terbesar dijual ke swasta.

Minat terjun ke politik seperti Pak JK?
Nggak punya bakatlah di politik.

Di usia sekarang, kenapa tidak pensiun seperti menimang cucu?
Nimang cucu juga iyah, sekarang 2 cucu. Saya insinyur beneran sehingga saya sangat tertarik di masalah teknis, di Poso II (PLTA) saya banyak tentukan konsepnya, kalau detailnya saya tidak bisa karena ada hitung-hitungan matematis, tapi konsep dasarnya saya.

Misalnya konsep dasar dari Bapak?
Dalam tentukan begini-begini, misalnya diameter pipanya, kemudian pipanya dibagi 3 padahal kan bisa satu saja, saya ngotot harus dibuat 3. Letak power house saya yang tentukan, hanya pakai kaki saja. Bentuk-bentuknya, kemudian kenapa harus 5 turbin.

Sumber : http://www.detik.com/

Berlangganan Berita Terbaru:

0 Response to "Cerita Achmad Kalla, Merintis Bisnis Bukaka dari Bengkel Ketok Cileungsi"

Post a Comment

Sumber Lain