Praktisi Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Andi Syafrani menganggap, istilah Bhayangkara sudah tak relevan dengan keadaan kepolisian saat ini. Andri berharap ada nama lain yang diusung untuk menggantikan istilah Bhayangkara.
Menanggapi hal tersebut, Mantan Komisioner Kompolnas, Adrianus Meliala pun buka suara. Menurutnya meski berubah fungsi, nama Bhayangkara harus tetap ada, tak boleh ada yang mengutak-ngutiknya.
"Istilah Bhayangkara itu sudah ada dan melekat. Tak perlu diutak-utik lah. Saya yakin banyak yang setuju bahwa istilah Bhayangkari itu bagus dan mesti dipertahanin meskipun fungsinya berubah," kata Adrianus saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (11/6) malam.
Meski demikian, Adrianus tak menepis bahwa Bhayangkara yang ada di zaman sekarang memiliki fungsi dan makna yang berbeda dengan dulu, di mana sekarang lebih ke arah mengayomi dan mengamankan masyarakat. Sedangkan yang dahulu, konteks polisi perketat keamanan membela kerajaan.
"Itu memang dulu polisi lebih konteks membela kerajaan, tapi sekarang semua orang mempunyai pendapat dan hak pengamanan yang kuat. Zaman sudah berbeda, harus mengikuti, jadi tak masalah meskipun arti dari Bhayangkara yang sekarang itu berbeda dengan yang sebenarnya," ucapnya.
Lagipula, lanjut Adrianus, pergantian atau tidaknya istilah Bhayangkara merupakan pokok permasalahan yang kecil. Masih banyak masalah yang perlu diperhatikan dari lingkup polri dengan keamanan.
"Karena saya lihat masalah polri juga bukan soal hanya kata Bhayangkara itu saja, jadi jangan mempersalahkan hal kecil. Bagi saya istilah Bhayangkara itu tidak urgent. Saya merasa masih banyak yang penting. Istilah Bhayangkara tidak urgen. Jadi tak perlu dibahas lah," tutupnya.
Sebelumnya, Andi menyatakan, perlu ada perubahan revolusi mental yang dibangun di dalam tubuh kepolisian, salah satunya adalah dengan mengganti istilah Bhayangkara.
"Istilah Bhayangkara menurut saya tidak relevan dipakai lagi untuk dipakai oleh kepolisian sebagai slogan. Dari aspek istilah dan sejarah, Bhayangkara berbeda dengan fakta kepolisian modern saat ini," ujarnya di Gado-Gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (11/6).
Andi menjelaskan, istilah Bhayangkara berasal dari Majapahit. Bhayangkara merupakan pasukan elit yang diciptakan untuk memproteksi raja.
"Jadi ini sebenarnya secret service kalau di Amerika, yang tugasnya untuk melindungi raja, kepentingan istana," ucap Andi.
"Ini bukan masalah simbol tulisannya, tapi ini masalah mentalnya. Kan Bhayangkara dibentuk supaya prajurit dapat mengalahkan Keratanegara," sambungnya.
Berkaca dari hal itu, Andi menilai, kepolisian sudah tidak sesuai dengan fungsinya. Sebab, polisi seharusnya untuk melayani dan melindungi masyarakat.
"Pada saat Jokowi mendengungkan revolusi mental, saya kira ini saat yang tepat bagi polisi melakukan revolusi mental dengan mengganti simbol dan istilah yang sudah tidak relevan dalam konteks kerja kepolisian saat ini," pungkasnya.
Sumber :http://www.merdeka.com
0 Response to " Dinilai tak sesuai fungsi, istilah Bhayangkara Polri usul dihapus"
Post a Comment