Pegawai Kafe Olivier Sebut Kopi Pesanan Jessica Berubah Warna Jadi Kuning


JAKARTA - Sidang pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso kembali dilanjutkan di pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (20/7/2016).

Dalam sidang ke enam tersebut, tiga saksi yang merupakan pegawai Kafe Olivier dihadirkan.
Mereka di antaranya, resepsionis Kafe Aprilia Cindy Cornelia, Marlon Alex Napitupulu dan Agus Triyono sebagai pelayan Kafe.

Oleh majelis hakim yang dipimpin Kisworo ketiganya ditanya seputar pembuatan kopi, kedatangan terdakwa dan korban.

Dalam sidang yang dihadiri oleh keluarga Mirna Wayan Salihin tersebut, salah seorang saksi Marlon Alex Napitupulu sempat melihat sejumlah keganjilan sebelum terkaparnya Mirna Wayan Salihin.

Pertama yakni kopi pesanan yang berubah warna sebelum dan setelah disajikan.
Menurut Marlon saat sedang berjaga di area meja nomor 58, tempat Jessica, Mirna, dan Hani berkumpul, ia sempat heran dengan es kopi Vietnam berwarna kuning seperti minuman kunyit.

Bahkan keheranan tersebut sempat ia utarakan kepada rekan kerjanya bernama Rosi.
"Saya kira itu minuman kunyit, terus saya berbisik ke teman saya bernama Rosi, itu minuman kunyit ya," ujar Marlon, yang keterangannya tersebut membuat pengunjung sidang tertawa.

Saat hendak menelisik lebih dekat minuman tersebut, menurut Marlon tiba-tiba pengunjung kafe yang belakangan diketahui bernama Mirna terkapar. Ia yang berjarak kurang lebih delapan meter langsung menuju meja tersebut.

"Setelah bilang ke teman saya kemudian maju beberapa langkah, korban sudah kolaps," ujarnya.
Menurut Marlon, minuman tersebut sangat tidak lazim. Selama bekerja mengantarkan kopi Vietnam ia tidak pernah melihat warna kopi kekuning-kuningan.

Oleh karenanya ia sempat berpikir jika es kopi Vietanam yang sudah dipesan telah habis, dan gelas bekasnya diisi minuman kunyit.
"Saya kira minumannya sudah habis lalu diisi minuman kunyit bawa dari luar," paparnya.

Keganjilan kedua adalah ketika Jessica menutup pesanan (closed bill) di awal sebelum pesanan disajikan. Ia sempat bertanya kepada Jessica kenapa menutup pesanan di awal.

"Saya sempat bertanya kenapa sudah closed bill, padahal pesanannya sudah datang? Dia (Jessica) jawab karena mau mentraktir teman-temannya," katanya.

Menurut Marlon selama setahun bekerja sebagai server (pelayan), tidak pernah ada pelanggan atau pengunjung yang menutup bill di awal. Jika pengunjung kafe akan menutup pesanan biasanya akan menaruh kartu kreditnya di kasir.

"Untuk closed bill saya pikir jarang bahkan hampir tidak pernah, tamu bisa keeping card kalau pakai credit card, kalau tunai dia bisa membayar DP 50 persen, tidak closed bill," kata Marlon yang kembali disambut tepuk riuh pengunjung sidang.

Sementara itu ketika ditanya oleh Jaksa mengenai sikap Jessica saat Mirna terkapar. Menurut Marlon, sikapnya biasa saja. Itu berbeda 180 derajat dengan sikap Hani, yang panik.

"Hani megangin temennya, tapi si Jessica diam saja. Lagi dipegang-pegang, temennya panik. Jessica diam saja," paparnya.

Dalam sidang tersebut sejumlah perdebatan sempat terjadi antara Jaksa Penuntut Umum dan kuasa hukum terdakwa. Pihak jessica mempertanyakan sejumlah barang bukti yang tidak dihadirkan, padahal sangat penting dan sering disebut-sebut dalam sidang.

Otto Hasibuan, pengacara Jessica Kumala Wongso mempermasalahkan tidak diperiksanya sisa air panas yang digunakan untuk menyeduh kopi Vietnam di Cafe Olivier.

Menurutnya pemeriksaan air dalam teko tersebut sangat penting karena bisa saja Sianida berasal dari air teko tersebut.

"Jaksa tidak melakukan penyitaan yang di teko padahal asalnya air itu semua dari teko. Asalnya air itu dari teko kan. Jadi bagaimana kita mau cari asal usulnya, kalau air yang di teko itu tidak diperiksa," ujar Otto usai sidang.

Menurut Otto dengan tidak dibuktikannya air sisa di dalam teko, maka pembuktian asal muasal sianida tersebut berada di dalam kopi tidak sempurna.

Selama ini, dituduhkan sianida ditaruh di dalam gelas oleh Jessica. Padahal ada kemungkinan lain yakni racun berasal dari teko tersebut.

"Kita tidak bisa tahu secara sempurna dari mana asalnya sianida itu. Masalahnya itu tidak diperiksa. Sekarang itu katanya sudah diperiksa katanya dan sudah disita, tapi tidak ada, jadi bagaimana kita menentukan itu ada sianida atau tidak. Semestinya itu yang harus diperiksa dulu dan disita. Karena bisa saja sianida itu berasal dari teko," paparnya.

Menurut Otto Hasibuan, hal itu membuktikan terdapat kecacatan prosedur pembuktian yang dilakukan Jaksa Penuntut Umum dalam persidangan kopi maut yang menewaskan Wayan Mirna Salihin.

Ditambah lagi jaksa tidak menghadirkan gelas pembanding dalam persidangan. Padahal gelas pembanding tersebut sangat penting untuk membuktikan kopi yang diminum Mirna mengandung racun sianida atau tidak.

"Kami kecewa dengan penuntut umum, berita acaranya kan ada bahwa ada kopi gelas pembanding dan itu disita. Waktu dari berkas polisi diserahkan ke jaksa. Harusnya berkas itu ada. Barang buktinya ada.

Tapi tadi jaksa tidak bisa menunjukkan itu semua. Dan terus terang, bagaimana persidangan ini mau menegakkan keadilan. Berarti ada kecacatan ini, ada kesalahan prosedur di sini," papar Otto.

Mengenai perubahan warna dalam kopi Vietnam dan bau menyengat seperti yang dituturkan pegawai Kafe Olivier saat bersaksi di persidangan, menurut Otto itu relatif dan subjektif.

Yang terpenting adalah adanya barang bukti yang berkaitan langsung dengan dugaan kopi maut yang diminum Mirna, yakni teko air panas, sedotan, dan gelas pembanding.

"Soal bau hidung orang tidak sama, saya cium kemaren engga apa-apa, itu relatif. Soal warna engga berubah. Tadi saya tanya (saksi), mungkin waktu saudara lihat kacanya (kafe) terbuka dan sinar masuk dalam gelas sehingga terkesan (warnanya) berbeda," ujar dia.

Sementara itu Jaksa Penuntut Umum, Ardito Muwardi mengatakan air bekas dari teko tersebut tidak perlu dijadikan barang bukti.

Pengujian boleh saja dilakukan pada air sisa tersebut, tapi untuk dihadirkan ke persidangan tidak perlu. Masalah sisa air dalam teko juga menurutnya merupakan ranah saksi ahli yang akan dijelaskan dalam persidangan selanjutnya.

Sumber : http://www.tribunnews.com



Berlangganan Berita Terbaru:

0 Response to "Pegawai Kafe Olivier Sebut Kopi Pesanan Jessica Berubah Warna Jadi Kuning"

Post a Comment

Sumber Lain