JAKARTA - Belasan orang meninggal
dunia saat perjalanan mudik di Brebes, Jawa Tengah dinilai menjadi
catatan hitam bagi Jenderal Pol Badrodin Haiti menjelang pensiun sebagai
Kapolri. Sebab, kemacetan parah atau jalur neraka yang terjadi di
Brebes menunjukkan betapa buruknya rekayasa lalu lintas yang dilakukan
jajaran Polda Jateng maupun Korlantas Polri.
Diketahui, sebanyak 12 orang meninggal dunia saat perjalanan mudik di Brebes, Jawa Tengah. Beberapa di antaranya meninggal diduga kelelahan akibat macet setelah turun dari bus kemudian pingsan dan meninggal.
Indonesia Police Watch (IPW) mencatat, kemacetan parah di jalur Pantura ini dua kali terjadi di era Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti. Yakni pada menjelang libur Natal 2015 dan saat mudik Lebaran 2016.
"Di libur Natal 2015, ketidakbecusan dalam merekayasa lalu lintas ini terjadi saat Korlantas Polri dipimpin Irjen Pol Condro Kirono. Lalu, di mudik Lebaran jalur neraka Brebes terjadi saat Kapolda Jateng dipimpin Irjen Condro Kirono," ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam keterangan tertulisnya yang diterima Sindonews, Kamis (7/7/2016).
Dia menambahkan, dua hari setelah kemacetan parah di libur Natal 2015, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Djoko Sasono mengundurkan diri, karena malu dan merasa bertanggung jawab. "Lalu, siapakah yang akan mundur dengan kemacetan parah di mudik Lebaran 2016 ini, apakah Kakorlantas Polri atau Kapolda Jateng. Kita tunggu saja," imbuhnya.
Dia berpendapat, kemacetan lalu lintas di mudik Lebaran 2016 ini paling parah dan melelahkan dibandingkan musim mudik sebelumnya. "Akibat jalur neraka Brebes, pemudik kehabisan bensin di tol, kelaparan tidak ada penjual makanan, kebelet tidak ada toilet, terjebak kemacetan lebih dari 25 jam di jalur yang sama," ungkapnya.
Sementara jarak tempuh dari Cirebon ke Ungaran Semarang mencapai 35 jam. "Pintu Tol Brebes Timur jadi pusat neraka bagi pemudik," ucapnya.
Dia membeberkan, saat terjadi liburan Natal 2015, Korlantas Polri mengatakan kemacetan parah terjadi akibat belum berfungsinya tol Brebes. Namun faktanya, ujar Neta, begitu tol Brebes berfungsi, kemacetan di Mudik 2016 malah makin parah.
Korlantas Polri maupun Polda Jateng dianggap tidak mampu melakukan rekayasa lalu lintas mudik dengan maksimal, akibatnya terjadi stagnasi hingga 25 jam. "Kasus ini menjadi catatan hitam bagi karir Kapolri Badrodin Haiti," katanya.
IPW berharap Kapolri baru Tito Karnavian perlu mengevaluasi dan mencermati kasus ini agar kemacetan parah di jalur tersebut bisa diminimalisir dengan rekayasa lalu lintas yang dirancang Korlantas maupun Polda Jateng, sehingga kasus yang sama tidak terulang.
Diketahui, sebanyak 12 orang meninggal dunia saat perjalanan mudik di Brebes, Jawa Tengah. Beberapa di antaranya meninggal diduga kelelahan akibat macet setelah turun dari bus kemudian pingsan dan meninggal.
Indonesia Police Watch (IPW) mencatat, kemacetan parah di jalur Pantura ini dua kali terjadi di era Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti. Yakni pada menjelang libur Natal 2015 dan saat mudik Lebaran 2016.
"Di libur Natal 2015, ketidakbecusan dalam merekayasa lalu lintas ini terjadi saat Korlantas Polri dipimpin Irjen Pol Condro Kirono. Lalu, di mudik Lebaran jalur neraka Brebes terjadi saat Kapolda Jateng dipimpin Irjen Condro Kirono," ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam keterangan tertulisnya yang diterima Sindonews, Kamis (7/7/2016).
Dia menambahkan, dua hari setelah kemacetan parah di libur Natal 2015, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Djoko Sasono mengundurkan diri, karena malu dan merasa bertanggung jawab. "Lalu, siapakah yang akan mundur dengan kemacetan parah di mudik Lebaran 2016 ini, apakah Kakorlantas Polri atau Kapolda Jateng. Kita tunggu saja," imbuhnya.
Dia berpendapat, kemacetan lalu lintas di mudik Lebaran 2016 ini paling parah dan melelahkan dibandingkan musim mudik sebelumnya. "Akibat jalur neraka Brebes, pemudik kehabisan bensin di tol, kelaparan tidak ada penjual makanan, kebelet tidak ada toilet, terjebak kemacetan lebih dari 25 jam di jalur yang sama," ungkapnya.
Sementara jarak tempuh dari Cirebon ke Ungaran Semarang mencapai 35 jam. "Pintu Tol Brebes Timur jadi pusat neraka bagi pemudik," ucapnya.
Dia membeberkan, saat terjadi liburan Natal 2015, Korlantas Polri mengatakan kemacetan parah terjadi akibat belum berfungsinya tol Brebes. Namun faktanya, ujar Neta, begitu tol Brebes berfungsi, kemacetan di Mudik 2016 malah makin parah.
Korlantas Polri maupun Polda Jateng dianggap tidak mampu melakukan rekayasa lalu lintas mudik dengan maksimal, akibatnya terjadi stagnasi hingga 25 jam. "Kasus ini menjadi catatan hitam bagi karir Kapolri Badrodin Haiti," katanya.
IPW berharap Kapolri baru Tito Karnavian perlu mengevaluasi dan mencermati kasus ini agar kemacetan parah di jalur tersebut bisa diminimalisir dengan rekayasa lalu lintas yang dirancang Korlantas maupun Polda Jateng, sehingga kasus yang sama tidak terulang.
Sumber: http://daerah.sindonews.com
0 Response to "Belasan Pemudik Tewas Imbas Macet Jadi Catatan Hitam Badrodin Haiti"
Post a Comment