Harga Minyak Mentah Dunia Turun

Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah dunia berakhir turun pada Jumat (3/6), setelah laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat yang suram, menambah kekhawatiran tentang pelemahan pertumbuhan ekonomi global dan pertumbuhan lambat permintaan minyak mentah.

Yang juga menambah tekanan adalah kenaikan pertama dalam beberapa bulan terakhir. Selain itu, jumlah rig pengeboran minyak yang beroperasi di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa pemulihan kembali harga minyak mentah bisa mengantar produksi Amerika Serikat kembali naik.


Pilihan Redaksi
  • Iran Enggan Bekukan Produksi, Harga Minyak Berpotensi Anjlok
  • Pertamina dan Saudi Aramco Sepakat Kembangkan Kilang Cilacap
  • Mei 2016, Harga Minyak Indonesia Naik US$7,48 per Barel
  • Lima Perusahaan Inggris Lirik Investasi Energi Terbarukan
Patokan Amerika Serikat, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Juli harganya berakhir turun 55 sen menjadi US$48,62 per barel di New York Mercantile Exchange.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea, untuk pengiriman Agustus harganya turun 40 sen, ditutup pada angka US$49,64 per barel di perdagangan London.

Harga tetap stabil di awal perdagangan meskipun OPEC gagal mengambil tindakan untuk menopang harga dalam pertemuan semi-tahunan di Wina, pada Kamis (2/6).

Tapi, laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat bulan Mei yang secara mengejutkan lebih buruk dari perkiraan, memukul perdagangan minyak mentah.

Total penggajian pekerja non pertanian hanya meningkat 38.000 pada Mei, jauh di bawah konsensus pasar 158.000 dan merupakan penambahan lapangan pekerjaan bulanan paling sedikit dalam hampir enam tahun menurut laporan Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat, dikutip kantor berita Xinhua.

Data ketenagakerjaan yang lemah mendorong kekhawatiran pasar tentang ekonomi negara itu dan permintaan minyak dalam beberapa bulan mendatang.

Penurunan nilai tukar dolar AS lebih dari 1,7 persen terhadap euro dan 2,0 persen terhadap yen, juga gagal menopang pembelian.

Yang juga membebani, menurut Tim Evans di Citi Futures, adalah pencabutan pernyataan force majeure pada ekspor ExxonMobil di anggota OPEC Nigeria, yang "mungkin mengisyaratkan pemulihan dalam keseluruhan pasokan Nigeria," katanya.

"Peningkatan kembali menjadi 2,0 juta barel per hari dalam produksi kemungkinan akan mendorong total produksi OPEC menjadi 33,0 juta barel per hari atau lebih, menunda penyeimbangan kembali pasar global," tambahnya.

Sementara itu, laporan mingguan jumlah rig yang beroperasi di Amerika Utara yang dirilis Baker Hughes, salah satu indikator yang membantu mengukur aktivitas eksplorasi dan produksi, naik untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan setelah mencapai tingkat terendah dalam beberapa dekade.

Data tersebut menunjukkan peningkatan sembilan rig pengeboran minyak darat di Amerika Serikat. Hal itu kemungkinan merupakan reaksi terhadap iming-iming harga minyak mentah yang lebih tinggi.

Penurunan volume produksi minyak AS sebanyak lebih dari 800.000 barel per hari sejak satu tahun yang lalu, paralel dengan kemunduran tajam rig pengeboran aktif di ladang minyak Amerika Serikat. (ANTARA/les)

Sumber :  http://www.cnnindonesia.com

AV> 


Berlangganan Berita Terbaru:

0 Response to "Harga Minyak Mentah Dunia Turun"

Post a Comment

Sumber Lain